Keaktoran 2
WORKSHOP KEAKTORAN
A.
TUBUH
1.
Relaksasi
Realaksasi
adalah hal pertama yang haru dilakukan dengan cara menerima keberadaan dirinya.
Relaksasi bukan berarti berada dalam keadaan pasif (santai) tetapi keadaan
dimana semua kekangan yang ada di tubuh terlepas.
Salah
satu masalah yang sering dihadapi oleh aktor adalah kebutuhan untuk relaksasi.
Baik itu di dalam kelas, dalam latihan, di atas panggung, maupun paska
produksi. Relaksasi adalah hal yang sangat penting bagi semua performer.
Relaksasi bukanlah keadaan menta dan fisik yang tidak aktif, melainkan keadaan
yang cukup aktif dan positif. Ini memungkinkan seorang aktor untuk
mengekspresikan dirinya saat masih didalam kontrol faktor-faktor lain yang
bekerja melawan cara pemeranan karakter yang baik. Jadi, relaksasi adalah hal
yang penting dalam upaya mencapai tujuan utama dari seorang performer.
Segala
sesuatu yang mengalihkan perhatian ataupun yang mencampuri konsentrasi seorang
aktor atas sebuah karakter, cenderung dapat merusak relaksasi. Aktor pemula
biasanya tidak dapat dengan mudah merespon sebuah perintah untuk relak, hal ini
disebabkan berkaitan dengan aspek-aspek fisik kepekaan dan emosi akting ketika
berada dihadapan penonton. Dengan kata lain, dalam keadaan rileks, aktor akan
menunggu dengan tenang dan sadar dalam mengambil tempat dan melakukan akting.
Untuk mencapai relaksasi atau mencapai kondisi kontrol mental maupun fisik
diatas panggung, konsentrasi adalah tujuan utama. Ada korelasi yang sangat
dekat antara pikiran dan tubuh. Seorang aktor harus dapat mengontrol tubuhnya
setiap saat dengan pengertian atas tubuh dan alasan bagi perilakunya. Langkah
awal untuk menjadi seorang aktor yang cakap adalah sadar dan mampu menggunakan
tubuhnya dengan efisien.
2.
Ekspresi
Kemampuan
Ekspresi merupakan pelajaran pertama untuk seorang aktor, dimana ia berusaha
untuk mengenal dirinya sendiri. Si aktor akan berusaha meraih ke dalam dirinya
dan menciptakan perasaan-perasaan yang dimilikinya, agar mencapai kepekaan
respon terhadap segala sesuatu. Kemampuan Ekspresi menuntut teknik-teknik
penguasaan tubuh seperti relaksasi, konsentrasi, kepekaan, kreativitas dan
kepunahan diri (pikiran-perasaan-tubuh yang seimbang) seorang aktor harus
terpusat pada pikirannya.
Kita
menggunakan cara-cara non linguistik ini untuk mengekspresikan ide-ide sebagai
pendukung berbicara. Tangisan, infleksi nada, gesture, adalah cara-cara
berkomunikasi yang lebih universal dari pada bahasa yang kita mengerti. Bahkan
cukup universal untuk disampaikan kepada binatang sekalipun.
3.
Gesture
Gesture
adalah impuls (rangsangan), perasaan atau reaksi yang menimbulkan energi dari
dalam diri yang selanjutnya mengalir keluar, mencapai dunia luar dalam bentuk
yang bermacam-macam; ketetapan tubuh, gerak, postur dan infleksi (perubahan nada
suara, bisa mungkin keluar dalam bentuk kata-kata atau bunyi).
4.
Gestikulasi
Bahasa
tubuh adalah media komunikasi antar manusia yang menggunakan isyarat tubuh,
postur, posisi dan perangkat inderanya. Dalam media ini, kita akan memahami
bahasa universal tubuh manusia dalam aksi maupun reaksi di kehidupan
sehari-hari.
5.
Olah Mimik
Perangkat
wajah dan sekitarnya, menjadi titik sentral yang akan dilatih. Dalam olah mimik
ini, kita akan memaksimalkan delikan mata, kerutan dahi, gerakan mulut, pipi,
rahang, leher kepala, secara berkesinambungan.
Mimik
merupakan sebuah ekspresi, dan mata merupakan pusat ekspresi. Perasaan marah,
cinta, dan lain-lain akan terpancar lewat mata. Ekspresi sangatlah menentukan
permainan seorang aktor. Meskipun bermacam gerakan sudah bagus, suara telah
jadi jaminan, dan diksi pun kena, akan kurang meyakinkan ketika ekspresi
matanya kosong dan berimbas pada dialog yang akan kurang meyakinkan penonton,
sehingga permainannya akan terasa hambar.
6.
Olah Tubuh
Warming-Up atau pemanasan sebaiknya menjadi dasar dalam pelajaran acting.
Melatih kelenturan tubuh, memulai dari organ yang paling atas, hingga yang
paling bawah. Latihan ini ditempuh untuk mencapai kesiapan secara fisik,
sebelum menghadapi latihan-latihan lainnya.
Olah
tubuh bisa dilakukan dengan berbagai pendekatan pada balet, namun kalau di
Indonesia sangat mungkin berangkat dari pencak silat atau tari daerahnya
masing-masing seperti kebanyakan actor cirebon dengan masres (sejenis teater
tradisional cirebon) yang banyak menguasai tari topengnya, juga tentu di Bali,
Sunda dan banyak tempat yang berangkat dari tradisinya dan kemudian
dikembangkan pada tujuan pemeranan,.
Bowskill daalam bukunya menyatakan
“Stage and Stage Craft”, yang katanya Apa yang kau lakukan dengan kedua
tanganku. Pertanyaan tersebut dilanjutkannya pula dengan Apa yang harus aku
lakukan dengan kedua kakiku. Banyak aktor pemula selalu gagal dalam menampilkan
segi kesempurnaan Artistik, karena pada waktu puncak klimaks selalu diserang
oleh kekakuan, mengalami ketegangan urat.
Kekejangan
ini memberikan pengaruh buruk pada Emosi bagi pemeran yang sedang menghayati
perannya, apabila hal ini menimpa Organ suara maka se-orang yang mampunyai
suara baik menjadi parau bahkan bisa kehilangan suara, jika kekejangan itu
menyerang kaki maka orang itu berjalan seakan lumpuh, jika menimpa tangannya
akan menjadi kaku.
Untuk
mengendurkan ketegangan urat ada bermacam cara latihan, dengan melalui latihan
gerak, senam, tari-tari. Hingga gerakkan dapat tercipta dengan gerakan
artistic, dan dapat lahir dari Inter Akting (Gerakan Dalam).
Olah
tubuh sebaiknya dilakukan sau jam setengah setiap hari, dalam dua tahun terus
menerus, untuk memperoleh actor yang enak dipandang mata, subjeknya: Senam
irama; Tari Klasik, Main anggar, Berbagai jenis latihan bernapas, latihan
menempatkan suara diksi, bernyanyi, pantomime, Tata Rias.
B.
SUARA
Penguasaan suara dalam seni acting pada dasarnya adalah penguasaan diri
secara utuh, karena kedudukan suara dalam hal ini hanyalah merupakan salah satu
alat ekspresi dan totalitas diri kita sebagai seorang pemain (actor).
Pengertian ‘penguasaan diti secara utuh’ menuntut suatu keseimbangan seluruh
aspek serta alat-alatnya, baik yang menyangkut kegiatan indrawi, perasaan,
pikiran atau yang bisa disebut segi-segi dalam dari seni acting, maupun
yang menyangkut segi-segi luarnya seperti tubuh dan suara. Ketimpangan akan
menghasilkan ketimpangan.
Pernafasan Diafragma
Otot-otot
akan berkembang dan menegang ketika kita menghisap nafas, hanya bagian inilah
yang tegang. Kemudian otot-otot samping bagian punggung pun ikut pula
mengembang lalu mengempis saat nafas dihembuskan kembali.
Posisi
diaphragma adalah diantara rongga dada dan rongga perut. Pernafasan melalui
diaphragma inilah yang dirasakan paling menguntukan dalam berolah vocal, sebab
tidak mengakibatkan ketegangan pada peralatan pernafasandan peralatan suara dan
juga mempunyai cukup daya untuk pembentukan volume suara. Keuntungan lain yang
diperoleh adalah pada saat ita menahan nafas otot-otot diaphragma tersebut
tegang, ketegangan otot ini justru melindungi bagian lemah badan kita yakni ulu
hati. Pernafasan ini sangat baik dalam usaha menghimpun “tanaga dalam”
yang mengolah vibrasi, karena pernafasan diaphragma akan memudahkan kita dalam
mengendalikan dan mengatur penggunaan pernapasan.
Berlatih
pernapasan banyak ragam dan caranya. Latihan pernafasan bisa dilakukan dengan
berbagai cara, dari cabang-cabang beladiri seperti pencak silat, karate, atau
berenang sekalipun. Namun ada beberapa catatan penting yang harus dilakukan
untuk tujuan pernafasan dalam pemeranan (acting), yaitu:
Latihan 1.
-
Berbaring rata di lantai dan bernapaslah pada posisi tersebut,
rasakan tubuh betul-betul rileks.
-
Berbaring dilantai, rasakan daya beratnya, pusatkan pikiran kea rah telapak
kaki kita, ke ujung-ujung jari, rasakan seluruh pergelangan kaki terlepas.
Bayangkan seluruh nadi terisi udara, engsel-engsel lututpun terisi udara
biarkanlah tulang paha kita rileks sehingga daging dan otot-otot menjadi satu
dengan tulang-tulang. Bayangkan sendi-sendi pinggang dan tuang paha berisi
udara sehingga seluruh tubuh tidak lagi memberatkan kaki. Biarkan otot punggung
dan perut kita meleleh seperti air, biarkan punggung rileks dan tidak usah
memaksakan tulang punggung menjadi rata, biarkan otot-otot seluruh tubuh dan
kepala sampai rahang disamping telinga kita rileks hingga gigi kita tidak
terkunci juga lidah tidaklah lengket pada bagian atas mulut, rahang menjadi
seperti jatuh demikian juga dengan lidah yang tidak saling menyentuh. Biarkan
wajah kita terasa berat pada tulang tulang wajah, biarkan pipi, bibir, pelupuk
mata seluruhnya rileks.
-
Rasakan tubuh kita di lantai melorot rileks tariklah nafas secara penuh untuk
merasakan sensasi-sensasi yang terjadi pada tubuh kita saat di lantai akibat
pernapasan yang alami itu. Ulangi itu terus menerus dengan intens.
Latihan
2
-
Waspadai bahwa ditengah kediaman tubuh kita yang rileks itu akan tidak
terelakan sebuah kondisi yang mudah untuk jatuh apabila nafas keluar dan masuk
dari tubuh, rileks bukan berarti tidak ada control terhadap tubuh namun control
sering kali membuat kita justru menjadi tegang, jadi pernafasan yang
berlangsung alami adalah citra dari rileks itu sendiri.
-
Tariklah nafas secara mendalam tanpa paksaan, simpanlah tangan di pundak untuk
merasakan dorongan nafas pada diaphragma.
-
Pada saat udara masuk ke dalam tubuh dan terhisap oleh mulut atau hidung, masuk
ke pusat dan keluar kembali, senantiasa merasakan kehangatan udara di dalam
tubuh dan dinginnya udara yang kita hisap tersebut.
-
Pada saat merasakan udara yang masuk kedalam tubuh ksenantiasa melakukan
penghayatan pada udara tersebut, rasakan rasa lega yang mendalam di dalam tubuh
lalu hayatilah udara turun keperut dengan emosi yang selalu terjaga (konsentrasi).
-
Ulangi dorongan kausalitas tersebut dengan latihan yang intensif, emosi
terjaga, selalu merasakan bahwa saat latihan kita adalah bagian alam semesta
ini.
-
Hal yang paling penting adalah menghindari ketegangan-ketegangan, biarkan
seluruhnya bergerak secara alami dan teratur
Olah Vokal
Vokal
(Suara) dan Spech (ucapan) amatlah penting di dalam sebuah pementasan sebuah
drama, menurut MAURIZE ZOLOTOV merupakan bagian dari isyarat ataupun symbol,
menurutnya ada kalimat Emosional untuk menyatakan perasaan dan ada pula
kata-kata yang dapat digunakan sebagai senjata mencapai kekuatan.
Menurut Henning Nelms tentang Spech
ada lima :
1. Menyalurkan kata-kata Drama kepada
penonton.
2. Memberi arti-arti khusus pada
kata-kata tertentu melalui odulasi suara.
3. Memuat informasi tentang sifat dan
perasaaan – pemeranan missal : Tentang umur, kedudukan social, jabatan,
kegembiraan, putus asa, kemarahan.
4. Mengendalikan perasaan penonton.
5. Melengkapi variasi.
Tahap Pertama
Pada tahap pertama pada latihan olah
vokal , hisap lah udara sebanyak-banyaknya lalu tahan, kemudian hembuskan
sambil mengeluarkan suara. Ini dilakukan berulang-berulang.
Tahap Kedua.
Hisap udara melalui melalui dada
salurkan ke Rongga dada hisap udara melalui perut, lalu tahan salurkan ke
rongga Dada, keluarkan melalui mulut. Sebaliknya dapat dilakukan dengan
sebaliknya, apabila tahap sudah dapat dilakukan bisa dilakukan dengan memainkan
variasi pernapasan.
Tahap ketiga
Pada tahap ini lakukan laatihan
dengan menahan napas sambil berjalan, berlari ini dilakukan berulang kali.
Tahap keempat.
Bernapas di dalam air, dengan
menahan beberapa saat lalu di hembuskan dengan melalui teriakan.
Latihan Olah Vokal melalui latihan
Spech (ucapan)
1. Diksi
Ucapan, lafal, menentukan suara yang
harus dipergunakan. Diksi, lagu (gaya) berata, memberi kualitas kejelasan suara
dari sebuah kata yang diucapkan. Latih aga dapat membedakan dengan jelas
membedakan antara huruf-huruf p dengan b, t dengan d, k dengan g.
Cobalah :
pp---- pp----
pp-----
ppp-- ppp--
ppp----
pppp- pppp-
pppp--
ppppp bbbbb ppppp
|
bb---- bb----
bb-----
bbb-- bbb--
bbb----
bbbb- bbbb-
bbbb--
bbbbb ppppp bbbbb
|
(tanda garis hubung merupakan
ketukan jarak)
Ulang-ulangilah latihan ini. Akan
sangat efektif bila dilakukan secara rutin tiap pagi atau sore. Tidak usah
lama. Cukup barang sepuluh atau lima belas menit saja.
Coba pula pada huruf-huruf yang lain
dengan cara yang sama, hingga semua dapat jelas terbedakan. Gerakan bibir
merupakan sesuatu yang amat penting bagi pengucapan yang jelas. Untuk
memperoleh hal itu maka gerazkan bibir sebanyak mungkin. Aktifkan gerakan
bibir.
2. Tekanan
Tekanan dicapai dengan kontras.
Suatu kata dapat diberi tekanan dengan mengubah tempo dan
volumenya. Tempo sangatlah penting artinya. Tempo yang terlalu cepat hanya
memberi kesan suara ribut. Saja. Kehilangan kandungan makna yang akan
disampaikan Kebiasaan bicara cepat itu bisa dihilangkan dengan berlatih
membiasakan ucapan-ucapan lambat. Mula – mula mengucapkan serentetan kata atau
atau kalimat hanya dengan gerakan bibir saja, lambat tanpa bersuara. Sesudah itu
dengan bersuara. Demikian berulang-ulang dilakukan.
Kata dapat diberi tekanan dengan
merendahkan volume. Misalnya mengucapkan kata dengan lemah dalam saaatu kalimat
yang nyaring. Belajarlah memberi tekanan pada suatu kata dengan memberi sedikit
jeda sebelum dan sesudahnya.
Perubahan dalam pikiran dapat
diperlihatkan dengan jeda atau dengan perubahan tiba-tia pada nada serta
volumenya.
3. Bentuk Ucapan
Suatu ucapan Panjang atau pendek
umumnya membangun klimaks, maka dari permulaan dibangunlah : (1) volume, (2)
intensitas emosi, (3) variasi, (4) jarak, kecepatan.
Membangun satu unsure dari keempat
unsure di atas secara teknis amatlah sulit. Biasanya baik membangun dengan satu
unsure, lalu beralih pada yang lain, atau membangun dalam dua atau tiga unsure
sekaligus.
4. Memuncak
Bila dua pemain atau lebih harus
bersama-sama membangun satu reka-rekaan yang disebut topping, memuncak,
dipergunakan, maka tiap pemain berkata pada saatu titik tinggi dalam volume,
jarak, dan sebagainya dari kata terakhir pemain sebelumnya. Ini mungkin
efektif. Tapi menuntut latihan, sebab pembangunan cenderung untuk meninggi
begitu cepat hingga ucapan ketiga. Maka satu penanjakan agi sudah tidak
mungkin.
Olah Vokal
Sebagai
media ucap dalam berakting, melatih organ suara merupakan hal yang paling
pokok. Bagaimana produksi suara kita, dilokalisir dengan baik sesuai dengan
kebutuhan peran. Jika actor tekun melatih perangkat suaranya lewat latihan yang
benar dan teratur, dia akan lebih mudah dalam memainkan perannya.
(Eka
Gandra, Bagi Masa Depan Teater)
Kemampuan
Vokal bagi seorang actor adalah syarat utama agar bisa memainkan peran dengan
baik. Dengan laku vocal, pemeran dituntut untuk dapat menjadi perwujudan
watak-watak yang nyata.
Vokal
sebagai salah satu media pengungkapan ekspresi actor, merupakan media penyampai
informasi melalui dialog. Informasi tentang alur cerita, setting peristiwa,
karakter tokoh, emosi, kondisi, usia tokoh dan lainnya. Dan hendaknya
tersampaikan secara jelas melalui keterampilan pemeran dalam menyampaikan
dialog.
Pencapaian
dalam materi ini adalah menciptakan actor dengan perangkat vokalnya yang
efektif dan elastis sehingga mampu menyesuaikan takaran volume suaranya dengan
kondisi apapun. Ia juga mampu menampilkan variasi-variasi suara dengan baik seolah
berbicara seperti kebiasaan sehari-hari, tetapi tanpa kehilangan kesan
teaterikal.
Melalui
vocal seorang actor harus mampu menggali kedalaman karakter tokoh dan nuansa
dramatic shingga mampu menggugah imajinasi dan empatik penonton.
Dalam
olah vocal, teknik pernapasan adalah sesuatu yang penting karena merupakan
sumber tenaga penggerak atau penggetar pita suara kita. Latihan pernafasan kita
menjadi stabil dan efektif dalam menunjang pembentukan suara.
(Eka
Gandra, Bagi Masa Depan Teater)
Dilakukan
dengan sikap berdiri, duduk atau tidur terlentang. Lemaskan badan
selemas-lemasnya, setelah betul-betul lemas aturlah nafas seenak mungkin. Tarik
nafas perlahan sekali (lima detik) lalu tahan => himpun nafas pada
diaphragma dalam tempo yang sama dengan waktu menarik nafas => hembuskan
perlahan sama seperti menarik nafas, kemudian tahan kembali dalam tempo yang
sama dengan menarik nafas, kemudian tahan kembali dalam tempo yang tetap sama
=> kemudian tarik dan seterusnya berulang-ulang. Latihan ini hendaknya dilakukan
setiap hari, semakin lama tempo hitungan diperlambat sesuai dengan kemampuan
yang dicapai.
Berlatih
dengan menyuarakan a, i, u, e, o pada saat menghembuskan nafas. Pada latihan
pertama biarlah dulu pada nada yang tetap kemudian coba dalam nada-nada yang
lain, yang lebih rendah atau lebih tinggi. Usahakan agar setiap nafas yang
keluar benar –benar memproduksi suara sehingga tidak “over”. Agar ada variasi
dan tidak membosankan, gerakan tubuh anda seperti seorang pesilat dengan
gerakan dasar yang mudah saja.
Pengucapan
Untuk
dapat berartikulasi dengan baik, dibutuhkan kelenturan alat-alat
pengucapan. Artikulasi yang baik, akan dapat dicapai dengan menempatkan posisi
yang wajar tetapi dengan penggunaan tenaga efektif dan terkontrol.
Alat-alat
tersebut antara lain:
Ø Bibir
Sangat berperan dalam membentuk
huruf-huruf hiduo dan huruf M-B-P. Latihan dengan membentuk mulut dengan
ruang gerak yang maksimal, otot bibir berulang membentuk bunyi U-A-U-I-U-A-O-E.
Pada saat menyuarakan huruf u bibir dibentuk mengkerucut tarik semaksimal
mungkin kedepan. Pada bentuk O, bibir membuat bulatan dan jangan lupa tarik
bibir kearah depan tetap diperhatikan. Pada bunyi A, bibir seolah pada posisi
menguap membentuk lonjong maksimal. Pada bentuk bunyi I, bibir seolah ditarik
pipi ke samping sehingga mulut nampak pipih. Lakukan latihan ini berulang-ulang
mulai dengan tempo membentuk lambing-lambang bunyi, percepatan temponya semakin
cepat dan cepat lagi. Lakukan latihan dengan menyuarakan gabungan huruf mati
dengan huruf diatas, menjadi MU-BA-PU-MI-BU-PA-MO-BE berulang-ulang dari lambat
ke sedang dan cepat. Lakukan dengan diiringi latihan dan pernapasan.
Ø Lidah
Lidah sangat berperan dalam
membentuk bunyi huruf-huruf mati
seperti C-D-L-N-R-S-T dan
lainnya. Lidah yang lincah akan dapat menentukan pembentukan lafal yang baik,
tepat dan jelas. Latihan-latihan dimaksud untuk mencapai tingkat kelenturan
sehingga lidah tidak saja lemas dan lincah tetapi juga mempunyai kemampuan
seseorang yang mengalami kesulitan dalam membentuk bunyi R dan T. Latihan
lidah:
-
Menjulurkan
dan menaril lidah berulang-ulang
-
Menjulurkan
dan menarik ke atas => bawah, samping kanan => kiri dan kemudian
menjulurkannya untuk membuat gerakan berupa lingkaran.
-
Tempelkan
ujung pada gigi seriates lalu dorong lidah keluar, tempelkan ujung lidah pada
gigi serri bawah lalu doronglah lidah keluar, lakukan berulang-ulang.
-
Tutup
mulut lalu bunyikan Bberrrrrrrrrrrrrrr, Trerrrrrrrrrrrr.
Ø Rahang
Membantu pembentukan rongga mulut.
Lakukan latihan-latihan seperti ini:
-
Tutup dan
buka mulut selebar mungkin, berulang-ulang.
-
Doronglah
rahang bawah ke muka lalu buka ke bawah lalu tarik kea rah dalam/ leher lalu
tutup mulut, rahang rapat, dorong ke muka kembali dan lakukan seterusnya
berulang-ulang semakin cepat.
-
Gerakan
rahang bawah ke kanan dan kiri.
-
Buat
lingkaran dengan rahang arah bergantian ke kanan dan ke kiri.
-
Ucapkan
dalam satu helaan nafas hitung berapa pengulangan bunyi:
wawawawawawawawa,
yayayayayayayayayaya
Ø Langit-langit
Terdiri dari langit-langit keras dan
langit-langit lunak, merupakan bagian penting dalam pembentukan suara maupun
pengucapan. Selain itu, langit-langit berperan juga sebagai dinding
resonator pada rongga mulut. Latihan:
-
Tutup
mulut berbuatlah seakan-akan anda sedang berkumur, buka rahang bawah tetapi
bibir tetap rapat, tekan langit-langit ke atas dank ke bawah pula.
-
Tutup
mulut dalam keadaan rapat, kemudian lakukan seolah anda mengucapkan bunyi M, B,
K, N, NG, D, dan lainnya. Saat melakukan ini dapat dirasakan langit-langit
bergerak ke atas dan ke bawah.Setelah seluruhnya peralatan pernapasan dan
peralatan pengucapan kita latih dengan baik, barulah kita mencoba dengan
membaca dialog. Bacalah dengan volume yang sedang dan rasakann pula dorongan
nafas diaphragma, arahkan pembentukan suara ke resonator yang dirasakan paling
tepat. Misalnya ke rongga resonator dada, mulut atau hidung.
Pembentukan
Suara
Nafas yang keluar melalui Trachea
sesampainya pada larynx akan menggetarkan pita suara, dank arena getaran itu
timbulah suara. Namun demikian suara tersebut baru akan terdengar baik bilamana
terlah beresonansi pada salah satu resonator, baik rongga mulut, rongga hidung
atau rongga dada. Misalnya, kalau bentuk rongga mulut bulat maka suara yang
diproduksinya akan bulat pula, tetapi kalau rongga mulut ditarik melebar
kesamping maka suara yang diproduksi akan terdengar ‘cempreng’. Seorang actor
harus lebih menekankan pemberian karakter pada suaranya. Mengolah texture dan
warna suara yang sesuai dengan peran yang dimainkannya.
Seorang actor juga harus bisa
mengolah beberapa warna vocal sesuai tuntutan scenario, seperti:
- Menaikkan dan menurunkan
volume suara.
- Meninggikan dan
merendahkan frekwensi nada bicara.
- Mengatur atau mengolah
tempo pengucapan.
-
Mengatur atau mengolah warna dan texture suara.
Latihan
1:
-
Tariklah nafas dan keluarkan seperti angina.
-
Tariklah nafas dan keluarkan seperti suara angina itu sendiri, rasakan
efek nafas tersebut pada langit-langit atas mulut, lidah dan pembentukannya.
-
Tariklah nafas dan keluarkan dengan suara seperti seolah sedang berbisik,
rasakan bagaimana kandungan nafas dan suara yang keluar.
-
Tariklah nafas dan keluarkan dengan teks dan seolah suara itu menyerupai
angina.
-
Seluruh latihan ini dilakukan secara alami dan intens.
Latihan
2 :
-
Tariklah napas dan keluarkan seperti suara binatang berkaki empat (bayangkan
harimau, ajah, anjing, kucing dan lain sebainya).
-
Tariklah nafas dan keluarkan seperti suara jenis unggas (bayangkan menjadi
burung, ayam, bebek, dan lain sebagainya).
-
Seluruh latihan ini dilakukan secara alami dan intens.
Latihan
3 :
-
Cobalah kata-kata apa saja dari mulut.
-
Cobalah berdialog improvisasi aa saja keluar dari mulut.
-
Cobalah baca beberapa teks lakukan dengan alami dan bertahap lewat vibrasi yang
volumenya di tambah.
-
Lakukan observasi suara manusia dan tirulah laku perannya (how old I am: rasakan
sensasi-sensasi usia yang ditiru pada teknik suara).
-
Cobalah acting dengan teks.
-
Hindari ketegangan-ketegangan.
Berikut
ini catatan-catatan yang dibuat oleh Frans Marajinen dari “Institut des Arts
Spectaculaires” (INSAS) di Brussell selama kursus yang diadakan oleh Jerzy
Grotowsky dan sahabatnya, Ryszard Cieslak, pada tahun 1966.
Dengan
membandingkan latihan-latihan tahun 1959-1962, memang ada perubahan yang dapat
dicatat yakni dalam orientasi dan objek latihan yang merupakan hasil kerja
beberapa tahun sebelumnya.
Dalam
pengantarnya, Grotowsky menjelaskan bahwa hubungan antar penonton dan actor
adalah penting. Dengan dasar pemikiran ini, dia memulai pelajaranya dengan
semboyan: “Inti teater adalah actor, perbuatan-perbuatannya, dan apa yang dapat
ia capai”. Skema pelajarannya dan pelbagai macam latihan adalah didasari atas
pengalaman secara metodik menuju kepada teknik-teknik actor dan kehadirannya
secara fisik di atas panggung.
Latihan-latihan Vokal
Untuk
memulainya, Grotowski membuat beberapa tanda tentang sikap yang disesuaikan
dengan kerja seseorang. Ia minta keterangan yang mutlak kepada siapa saja yang
hadir dalam ruangan, baik actor maupun penonton. Ketawa haruslah ditahan pada
bagian permulaan latihan nampak seperti permainan sirkus. Mereka yang tidak
biasa dengan metode tersebut hendaknya menerima impresi ini, tapi secepatnya
orang akan memahami apabila ia telah menghadiri beberapa latihan dan melihat
hasil yang dicapai. Penonton dalam hal ini adalah mereka yang tidak ambil
bagian aktif dalam latihan, dan mereka harus “tidak terlihat dan tidak
terdengar” oleh murid-murid.
Stimulasi atas Suara
Setiap
actor memilih teks dan ia bebas untuk membacanya, menyanyikannya atau bahkan
dengan teks itu ia boleh berteriak.
Latihan
ini dilakukan secara serempak. Sementara itu Grotowski berjalan keliling
diantara mereka, sekali-sekali meraba dada, punggung, kepala atau perut si
murid ketika ketika ia sedang membaca. Tidak satu bagianpun yang terlewat dari
perhatian Grotowski.
Setelah
latihan ini selesai, dia menununjuk empat orang. Yang lain kembali ketempat
duduknya masing-masing untuk melihat perkembangan teman-temannya. Mereka tidak
boleh bersuara.
Grotowski
menempatkan satu orang di tengah-tengah. Aktor membaca semuanya dengan suara
yang secara berangsur-angsur ditambah volumenya. Kata-kata disuarakan kembali
dengan mantap, langit-langit seakan-akan tengkorak bagian depanlah yang sedang
berbicara. Kepala jangan terkulai kebelakang sehingga menyebabkan laring
tertutup. Melalui echo langit-langit menjadi kawann berdialog yang akan
mengambil bentuk pertanyaan maupun jawaban (selama latihan Grotowski memimpin
murid-muridnya dengan aba-aba tangan, mengelilingi ruangan). Selanjutnya,
dimulailah percakapan dengan tembok, juga secara improvisasi. Di sinilah bukti
bahwa echo adalah jawaban. Seluruh badan merespon terhadap echo .
Suara asli masuk dan keluar melalui dada.
Kemudian
suara ditempatkan di perut. Dalam acara ini percakapan dilangsungkan dengan
lantai. Kedudukan badan: “seperti seekor sapi gemuk”
Catatan: Grotowski menekankan bahwa
selama latihan pikiran harus dikosongkan. Murid-murid membaca teks tanpa
berpikir dan tanpa pause. Grotowski akan menyetop setiap kali ia melihat
ada murid sedang berpikir dalam latihan.
Suara
latihan diperlihatkan, secara berurutan:
1. Suara kepala (menghadap
kelangit-langit).
2. Suara Mulut (seakan berbicara pada
udara di hadapannya)
3. Suara occipital (menghadap
langit-langit tepat di atas actor).
4. Suara dada (diproyeksi di depan
actor)
5. Suara perut (menghadap kelantai)
Suara
keluar dari kedua belah bahu(menghadap langit-langit tepat diatas actor); the
small of the back (menghadap ke dinding di samping actor); bagian lumbar
(menghadap kelantai, dinding dan ruang disampingnya)
Grotowski
tidak membiarkan actor beristirahat sebentarpun. Ketika actor sedang membaca,
ia berkeliling membaca stimulasi dan “mremas” bagian tertentu badan
murid, sehingga melepaskan impuls-impuls yang terbawa oleh suara.
Ritme
latihan sangan cepat. Seluruh tubuh harus diikutsertakan walau hanya untuk
latihan vocal saja. Suatu latihan relaxation terdiri dari
improvisasi percakapan dengan tembok, sepenuhnya bebas dari tensi. Murid harus
secara tetap menyadari bahwa echo harus selalu ditangkap.
Sungguh
menakjubkan bagaimana Cieslak pemain utama dan teman dekat Grotowski selalu
memberikan contoh dan melihat banyak latihan serta mengikuti perkembangan
murid-murid dengan penuh latihan.
Latihan “Macan”
Latihan
ini untuk membuat si actor secara penuh tampil dan dalam waktu yang bersamaan,
menyusun suara parau dalam acting.
Grotowski
ikut serta dalam latihan ini. Ia memainkan seekor macan yang sedang
menyerang mangsanya. Murid-murid (mangsanya) bereaksi, meraung seperti macan.
Itu
bukanlah sekedar meraung. Suaranya haruslah didasarkan pada teks, dan
mempertahankan terus seperti itu adalah penting sekali dalam latihan ini.
Grotowski
: “Sini, lebih dekat …teks…teriak… saya adalah seekor macan, bukan kau…. Saya
akan menelan kau….”
Dalam
hal ini ia mendorong murid-murid untuk memasuki permainan secara penuh. Sungguh
hebat bagaimana murid-muridnya kemudian mengikuti latihan ini. Sekarang semua
perasaan malu-malu menjadi lenyap. Kekurangannya hanyalah karena belum terbiasa
dengan teks, dan memang dalam improvisasi, kata-kata tidak timbul secara mudah.
Tiba-tiba
Grotowski menginterupsilatihan (tidak disadari beberapa murid dalam hal ini
menunjukan bahwa mereka benar-benar secara total adalah jelas dimaksudkan untuk
“mengistirahatkan” organ-organ suara. Grotowski menganggap bahwa “vocal
relaxation” adalah sangat penting , terutama bagi mereka yang berlatih
untuk pertama kalinya. Organ-organ ini suara belum terbiasa digunakan dengan
cara iin. Cara pendidikan Grotowski yang keras nampak dalam kenyataannya bahwa
murid-murid mengalami kesulitan menahan latihan. Mereka tidak memperhatikan
penonton yang mana hal itu merupakan suatu yang luar biasa dalam keseluruhan
proses latihan.
Latihan “King-Kong”
Inti
dari latihan ini adalah mengulang-ulang ucapan kata “King” pada nada yang
sangat tinggi dan tempo yang sangt cepat, dengan seluruh rentetan variasi dari
nada rendah ke nada tinggi.
Akhirnya
suara ke luar dari occiput yang sementara adalah Grotowski memperoleh
hasil yang luar biasa dengan improvisasi kata ini pada nada yang lebih tinggi.
Setelah kira-kira lima menit, atas petunjuk Grotowski, murid-murid mencapai
skala vocal yang tinggi dan nampak bagi mereka sebagai sesuatu yang baru. Kami
mendapatkan keadaan itu karena banyak wajah-wajah murid yang nampak surprise.
Latihan “La-La”
Latihan
dimulai dengan berjalan keliling serta menyanyikan “la-la” kemudian Grotowski
merebahkan diri, terlentang diri, terlentang di atas lantai. Lalu “la-la” di
ulang dengan menghadap ke langit-langit, dinding dan lantai sebagai alternatip
suara kepala, perut dan dada.
Grotowski
berpesan agar mereka melonggarkan perut dan mendorong resonator yang terletak
di perut.
Setelah
latihan ini, murid-murid tetap terlentang di atas lantai untuk beberapa saat,
istirahat secara penuh.
(Catatan:
Hasilnya sunggu luar biasa. Bahkan setelah pelajaran pertama suara murid-murid
bisa mencapai intonasi yang sebelumnya tidak pernah mereka sangka dapat mereka
miliki).
Grotowski
memulai lagi dengan serangkaian latihan-latihan sama seperti yang diberikan
kepada murid yang pertama.
1. Simulasi vocal keluar dari
resonator-resonator yang berbeda
2. Suara kepala (menghadap
kelangit-langit).
3. Suara Mulut (seakan berbicara pada
udara di hadapannya)
4. Suara occipital (menghadap
langit-langit tepat di atas actor).
5. Suara dada (diproyeksi di depan
actor)
6. Suara perut (menghadap kelantai
Suara-suara
yang keluar dari:
a.
sepasang bahu (menghadap kelangit-langit di samping actor)
b.
the small of the back (menghadap dinding disamping actor)
c.
the lumber region (menghadap lantai, dinding dan ruangan di sampingnya)
Latihan
Berikutnya
Meong
kucing dengan daya penyampaian yang paling luas dari:
a. Intonasi
b. nuanasa-nuansa
c. pitch
Tiba – tiba grotowski kembali
kepembicaraan teks secara normal/ biasa
Macan
Ekspresi
suara dalam bentuk ruangan macan. Ada tanda-tanda kemajuan yang nampak
kalau dibandingkan dengan yang sebelumnya. Latihan vocal sekarang dibarengi
dengan gerak mengendap-endap, jumpalitan dan mencakar-cakar. Grotowski tidak
ragu-ragu mempelajari dari pengalaman tentang kebutuhan murid-murid sehingga
memungkinkan penyerahan diri mereka secara penuh dalam latihan.
C.
JIWA
Jiwa
Proses pertama transformasi atau penjiwaan terhdap peran,
adalah memberi focus kepada energi yang sudah dimiliki oleh si actor. Dia harus
mengendalikan dirinya menuju satu tujuan tertentu. Usaha memfokuskan energi itu
adalah usaha menyerahkan diri sepenuhnya kepada aksi dramatis sesuai tuntutan
naskah, dimana ia mampu menentukan pilihan-pilihan aksi selaras dengan keyakinannya
terhadap tokohnya.
Konsentrasi
Pengertian
: konsentrasi secara harfiah berarti memfokus, sehingga dalam konsentrasi,
kepekaan si actor dapat mengalir bebas menuju satu titik atau bentuk tertentu.
Persiapan
seorang actor
Seorang
actor harus punya pusat perhatian (konsentrasi) dan bahwa pusat ini seyogyanya
tidak berada di tengah tempat latihan. Makin menarik pusat perhatian, makin
sanggup ia memusatkan perhatian.
Jelas
sekali sebelum anda sanggup menetapkan titik perhatian yang sedang dan yang
jauh, terlebih dahulu anda harus belajar bagaimana caranya memandang dan
melihat benda-benda di area set.
Aktor
yang berada di area set, menghayati suatu kehidupa yang sejati atau imajiner.
Kehidupan abstrak ini perhatian dalam diri kita. Tapi ia tidak mudah untuk
dimanfaatkan, karena ia sangat rapuh. Seorang actor harus juga seorang
pengamat, bukan saja dalam memainkan peran di atas pentas atau sebuah film,
tapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Dengan keseluruhan dirinya ia harus
memusatkan pikirannya pada segala yang menarik perhatiannya . Ia harus
memandang sebuah objek, bukan lain, tapi betul-betul dengan mata yang tajam.
Jika tidak, maka seluruh metode kreatifnya akan ternyata mengembang dan tidak
punya hubungan dengan kehidupan. Umumnya orang tidak tahu bagaimana caranya
mengamati tarikna wajah, sorotan mata seseorang dan nada suara untuk dapat
memahami pikiran lawan bicara mereka. Mereka tidak bisa secara aktif memahami
kebenaran kehidupan secara kompleks dan juga tidak sanggup mendengar kan
sedemikian rupa, hingga mereka dapat memahami apa yang mereka dengar.
Jika
mereka dapat melakukan ini, kehidupan ini akan jauh lebih baik, lebih mudah dan
kerja kreatif mereka akan lebih kaya, lebih halus dan lebih dalam.
Tapi
kita tidak bisa memaksakan pada seseorang sesuatu yang tidak dimilikinya, hanya
daya yang dimilikinya saja yang bisa ia kembangkan.
Bagaimana
cara untuk mencapai ini?
Pertama, actor harus belajar melihat, menyimak dan mendengarkan sesuatu yang indah. Kebiasaan itu akan mencerdaskan jiwa mereka dan melahirkan perasaan yang akan meninggalkan jejak-jejak yang dalam pada ingatan emosi mereka.
Pertama, actor harus belajar melihat, menyimak dan mendengarkan sesuatu yang indah. Kebiasaan itu akan mencerdaskan jiwa mereka dan melahirkan perasaan yang akan meninggalkan jejak-jejak yang dalam pada ingatan emosi mereka.
Ambil
sekuntum bunga kecil atau selembar kelopak bunga dan cobalah utarakan dengan
katapkata tentang seluk beluk, tekstur, warna dan sifat-sifatnya secara detail.
Setelah melalui proses kreatif ini, lalu anda mulai menelaah bahan emosional
yang hidup yang paling diperlukan dan dijadikan landasan bagi kreativitas
selanjutnya.
Kesan-kesan
yang diperoleh dari hubungan langsung dan pribadi dengan orang lainnya. Hubungan
ini dapat diperoleh hanya kontak batin. Begitu banyak pengalaman batin ini yang
tidak bisa dilihat secara inderawi oleh mata, hanya terbayang dalam tarikan
wajah, mata, suara dan cara kita bicara dan menggerakan tangan. Tapi sungguhpun
begitu, bukanlah hal yang mudah untuk menangkap apa yang terkandung dalam diri
orang lain, Karena biasanya orang tidak selalu membukakan pintu hatinya dan
membiarkan kita melihat mereka dan baimana mereka sebenarnya. Makna-makna
seperti itu melekat pada pola perilaku yang mengenali dan mampu memanfaatkan
aspek perilaku ini secaraefektif. Seorang actor dituntut untuk dapat memerankan
setiap kegiatan disetiap situasi. Tiap karakterpun harus terindividualisasikan
dengan hal yang berkenaan pada perilaku. Sebagai tambahan, tiap karakter yang
diperankan seharusnya mempunyai perilaku yang umum seperti yang ada di tengah
masyarakat.
Perilaku
luar sebuah rancangan harus ditempatkan semata-mata melalui bagian luar
karakternyasaja dari harus memiliki arti yang mendalam.
Terakhir,
actor harus bisa mengontrol kecenderungan bahasa non – verbalnya yang mungkin
saja tidak cocok dengan karakter yang diperankannya.
Observasi dan Empati
Observasi atau mengamati berarti tanggap akan hal apa saja
yang terjadi dalam kehidupan. Tentang masyarakat, tempat, objek dan segala
situasi yang menambah kedalaman tingkat kepekaan seorang actor. Ketika
mengamati orang-orang actor seharusnya membuat catatan-catatan ini bisa menjadi
dasar karakter yang akan ditemukannyadimasa dating. Ini dapat membantu saat dibutuhkan
untuk menciptakan sebuah karakter lengkap dalam sebuah struktur permainan.
Sekali sebuah karakter mendarah daging dalam diri sang
actor, hubungan langsunga dapat terjadi antara actor dan penonton. Penonton
merasakan apa yang diperankan oleh sang actor. Sebagai contoh, saat seorang
teman kehilangan seseorang yang dicintainya, respon empatinya adalah kita ikut
merasakan penderitaannya.
Kekuatan suskes dari pengamatan (observasi) adalah gabungan
antara empati dan perhatian intelektual. Ini artinya seorang actor harus
mengembangkan sesitifitas pada indera: melihat, menyentuh, mencium, mendengar,
dan merasakan.
Mengenal dan mengingat suatu perasan dalam aktifitas
keseharian adalah sangat penting. Untuk mengamati secara benar seseorang harus
dapat meraksan dan mengkatagorikan inderanya. Jadi, indera (senses), perasaan
(feelings), dan pengamatan (observation) bergabung menjadi suatu mata rantai
sebagai alat pembentuk sebuah karakter. Seorang actor harus menggunakan
kekuatan observasi untuk tujuan-tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mempelajari karakter manusia
dalam berjalan, gesture, berbicara dan duduk yang nantinya dapat ditiru saat
berada di atas panggung.U
2. ntuk menstimulasi kreatifitas
imajinasi.
3. Untuk menggabungkan beberapa
kualita yang dapat dipelajari saat mengamati bintang. Keanggunan seekor kucing
adalah salah satu contoh dari karakter binatang.
Aksi dan Emosi
Pengertian:
Emosi adalah segala aktivitas yang mengekspresikan kondisi disini dan sekarang
dari organisme manusia dan ditujukan ke arah duniannya di luar. “Emosi timbul
secara otomatis” dan terikat dengan aksi yang dihasilkan dari konfrontasi
manusia dengan dunianya. Aktor tidak menciptakan emosi karena emosi akan muncul
dengan sendririnya lantaran keterlibatannya dalam memainkan peran sesuai dengan
naskah.
Motivasi
Pengertian
:Peran apapun yang anda mainkan harus memiliki tujuan dan motivasi.
Dalamus keadaan bagaimanapun adalah mustahil untuk melakukan sesuatu yang
secara langsung diarahkan untuk mencetuskan suatu perasaan demi perasaan itu
sendiri. Kalau hal ini tidak diindahkan, maka anda tidk akan memperoleh apapun.
Hanya kedangkalan saja. Jika kita memilih suatu tindakan atau perbuatan jangan
menggunakan perasaan dan bathin anda. Jangan mencoba memperlihatkan aksi cemburu
atau menyatakan cinta, semata hanya untuk kepentingan perasaan itu aja. Semua
perasaan itu adalah akibat dari sesuatu yang terjadi sebelumnya. Cobalah ingat
kejadian sebelumnya itu dalam-dalam dan hasilnya akan datang sendiri.
Penggambaran nafsu yang palsu, yang menggunakan gerakan-gerakan konvensional,
semuanya ini merupakan kesalahan-kesalahan yang kerap terjadi.
Tips:
Anda
harus mampu bermain sesuai dengan pengkhayatan anda sendiri terhadap tokoh,
penggambaran artistic dari realita dunia actual kedalam dunia imajinasi. Untuk
memperoleh hubungan antara actor dan tokoh yang digambarkan, anda harus
mendekatkan pada sumber-sumber yang dekat dengan perasaan dan batin kita
sendiri. Jika hal ini bisa dicapai, maka kita akan merasakan dorongan dan rangsangan
dari dalam.
Dorongan
ini akan mengutarakan dirinya sendiri dalam aksi si tokoh imajiner yang telah
ditempatkan di tengah-tengah permainan lakon. Mainkanlah dan anda akan
menciptakan kehidupan baru. Kita akan dibawa kedunia bawah-sadar, menyadari
hal-hal dalam permainannya yang sebelumnya tidak disadari sama sekali. Ini
merupakan rangsangan “dunia bawah-sadar yang kreatif ”yang paling pokok adalah
anda telah memainkan dunia bawah sadar kreatif melalui tehnik yang disadari.
Setelah ini bisa disatukan dalam pikiran dan imajinasi, barulah anda bisa
menciptakan dunia baru dan mulai memainkannya dengan penuh motivasi dan rasa
kebenaran artistic. Dibalik kata-kata, kita memasukan pikiran kita dalam
karakter toloh kehidupannya. Lalu kita filter melalui diri kita sediri seluruh
bahan yang kita peroleh dari pengarang dn sutradara. Bahan ini menjadi bagian
dari diri kita, baik dalam pengertian spiritual dan fisik, emosi kita jujur dan
sebagai hasil kita memperoleh aktivitas yang betul-betul produktif, semuanya
berjalin dengan implikasi sebuah lakon.
Imajinasi:
Imajinasi
adalah suatu cara bagi seorang actor untuk mendekati pikiran dan perasaan
karakte yang akan dimainkan sehingga dia dapat menempatkan dirinya dalam
situasi si karakter. Metode ini merupakan proses imajinasi dimana di actor
melakukan identifikasi dengan karakter tokohnya. Di setiap identifikasi
dengan karakter tokohnya, si actor harus melihat pengalaman hidupnya dan
pengalaman hidup yang paling relevan untuk ditransver ke pengalaman hidup yang dimiliki
si karakter. Si actor harus mampu menyelidiki asal mula dirinya sendiri
untuk dapat tulus dan jujur pada realita eksistensi dirinya yang baru.
Imajinasi menciptakan hal-hal yang mungkin ada atau mungkin terjadi, sedangkan
fantasi membuat hal-hal yang tidak ada, yan tidak pernah ada. Tapi siapa tahu,
suatu hari kesemuanya itu mungkin ada. Bagi seorang actor, proses kreatif
ini dipimpin oleh imajinasinya.
Pertama,
anda memaksa imajinasi anda, padahal sebetulnya anda harus
membujukny. Lalu, anda coba merenung tanpa suatu objek yang menarik bagimu.
Kesalahan yang ketiga adalah pikiran anda pasif. Dalam imajinasi, aktifitas
yang intens sangatlah penting. Awalnya datang gerakan dari dalam, kemudian
gerakan luar.
Sebelum
sutradara memberikan pengarahan dan latihan, anda harus memiliki catatan
mengenai gambaran tokoh dan tempat yang akan dijadikan area latihan. Lalu anda
harus memiliki suatu gasi gambaran yang batin yang kuat. Imaji-imaji bain ini
akan menciptakan suasana yang sesuai dan mencetuskan emosi, sambil menjaga
supaya kita tetap berada dalam batas-batas lakon itu.
Mengembangkan
imajinasinya
Pertama-tama
coba ceritakan tentang kehidupan sehari-hari terhadap pengalaman yang paling
sensitive. Apa yang paling mudah untuk merangsang perasaanmu, rasa takut dan
gembira anda.
Jika
anda mengetahui betul seluk beluk sifat-sifat anda sendiri maka bagi anda tidak
akan sulit untuk mengadaptasikannya ke dalam keadaan imajiner. Karena itu,
paparkan beberapa sifat khas, kualitas, perhatian, yang khas yang anda miliki.
Anda harus bisa menjawab (kapan, dimana, kenapa, bagaimana) yang anda ajukan
sendiri tatkala ia mendorong kesanggupannya untuk menemukan sesuatu yang baru
guna membuat gambaran yang lebih jelas dari sebuah kehidupan pura-pura.
Kadang-kadang ia tidak perlu melakukan semua usaha intelektual dan disadari
ini. Imajinasinya mungkin bekerja secara intuitif. Sebuah pendekatan secara
sadar dan dengan akal pada imajinasi seringkali menghasilkan suatu perasaan
hidup palsu yang tak berdarah. Seni acting menghendaki supaya seluruh
harkat seorang actor terlibat secara aktif, supaya ia menyerahkan dirinya, baik
bathin maupun lahir, kepada peran yang ia mainkan. Anda harus merasakan
tantangan untuk berbuat, baik secara fisik maupun secara intelektual, karena
imajinasi yang tidak punya substansi.
………………vvv…………………
CIPTA TUNGGAL
(Referensi lain tentang olah sukma atau meditasi , sekedar
intermezzo, cukup dibaca aja)
(diambildari www.jawapalace.org)
cipta
bermakna: pengareping rasa, tunggal artinya satu atau difokuskan ke satu obyek.
Jadi Cipta Tunggal bisa diartikan sebagai konsentrasi cipta.
1.
Cipta, karsa ( kehendak ) dan pakarti ( tindakan ) selalu aktif selama
orang itu masih hidup. Pakarti bisa berupa tindakan fisik maupun non fisik,
pakarti non fisik misalnya seseorang bisa membantu memecahkan atau
menyelesaikan masalah orang lain dengan memberinya nasehat, nasehat itu berasal
dari cipta atau rasa yang muncul dari dalam. Sangatlah diharapkan seseorang itu
hanya menghasilkan cipta yang baik sehingga dia juga mempunyai karsa dan
pakarti/tumindak yang baik, dan yang berguna untuk diri sendiri atau syukur
-syukur pada orang lain.
2.
Untuk bisa mempraktekkan tersebut diatas, orang itu harus selalu sabar,
konsestrasikan cipta untuk sabar, orang itu bisa makarti dengan baik apabila
kehendak dari jiwa dan panca indera serasi lahir dan batin. Ingatlah bahwa jiwa
dan raga selalu dipengaruhi oleh kekuatan api, angin, tanah dan air.
3.
Untuk memelihara kesehatan raga, antara lain bisa dilakukan :
a.
Minumlah segelas air dingin dipagi hari, siang dan malam sebelum tidur,
air segar ini bagus untuk syarat dan bagian-bagian tubuh yang lain yang telah
melaksanakan makarti.
b. Jagalah
tubuh selalu bersih dan sehat, mandilah secara teratur di negeri tropis sehari
dua kali.
c.
Jangan merokok terlalu banyak.
d. Konsumsilah
lebih banyak sayur-sayuran dan buah-buahan dan sedikit daging, perlu diketahui
daging yang berasal dari binatang yang disembilah dan memasuki raga itu bisa
berpengaruh kurang baik, maka itu menjadi vegetarian ( tidak makan daging )
adalah langkah yang positif.
e.
Kendalikanlah kehendak atau nafsu, bersikaplah sabar, narima dan eling.
Janganlah terlalu banyak bersenggama, seminggu sekali atau dua kali sudah
cukup.
4. Berlatihlah supaya cipta menjadi
lebih kuat, pusatkan cipta kontrol panca indera. Tenangkan badan ( heneng )
dengan cipta yang jernih dan tentram ( hening ) Bila cipta bisa dipusatkan dan
difokuskan kearah satu sasaran itu bagus, artinya cipta mulai mempunyai
kekuatan sehingga bisa dipakai untuk mengatur satu kehendak.
5. Buatlah satu titik atau biru
ditembok atau dinding ( . ) duduklah bersila dilantai menghadap ke tembok,
pandanglah titik itu tanpa berkedip untuk beberapa saat, konsentrasikan cipta,
kontrol panca indera, cipta dan pikiran jernih ditujukan kepada titik tersebut.
Jangan memikirkan yang lain, jarak mata dari titik tersebut kira-kira tujuh
puluh lima sentimeter, letak titik tersebut sejajar dengan mata, lakukan itu
dengan santai.
6. Lakukan latihan pernafasan dua kali
sehari, pada pagi hari sebelum mandi demikian juga pada sore hari sebelum mandi
tarik nafas dengan tenang dalam posisi yang enak.
7. Lakuakan olah raga ringan ( senam )
secara teratur supaya badan tetap sehat, sehingga mampu mendukung latihan olah
nafas dan konsentrasi.
8. Hisaplah kedalam badan Sari Trimurti
pada hari sebelum matahari terbit dimana udara masih bersih, lakukan sebagai
berikut :
Tarik Nafas Tahan
Nafas Keluarkan Nafas
Jumlah
10
detik 10
detik 10
detik 30
detik minggu I : 3
kali
15
detik 10
detik 15
detik 40
detik minggu II : 3
kali
20
detik 10
detik 20
detik 50
detik minggu III :
3 kali
26
detik 08
detik 26
detik 60
detik minggu
IV : 3 kali
9. Untuk
memperkuat otak tariklah nafas dengan lobang hidung sebelah kiri dengan cara
menutup hidung sebelah kiri dengan cara menutup lobang hidung sebelah kanan
dengan jari, lalu tahan nafas selanjutnya keluarkan nafas melalui lobang hidung
sebelah kanan, dengan menutup lobang hidung sebelah kiri dengan jari.
Tarik
Nafas
Tahan Nafas Keluarkan
Nafas Jumlah
4
detik
8 detik 4
detik 16
detik minggu I : 7 kali
10
detik
7 detik 10
detik 27
detik minggu II : 7 kali
10
detik
10 detik 10 detik
30 detik minggu III
& IV : 7 kali
20
detik
20 detik 20 detik
60 detik minggu V : 7 kali
10. Karsa akan terpenuhi apabila nasehat-nasehat diatas dituruti
dengan benar, praktekkan samadi pada waktu malam hari, paling bagus tengah
malam ditempat atau kamar yang bersih. Kontrol panca indera, tutuplah sembilan
lobang dari raga, duduk bersila dengan rilek, fokuskan pandangan kepada pucuk
hidung. Tarik nafas, tahan nafas, dan keluarkan nafas dengan tenang dan santai,
konsentrasikan cipta lalu dengarkan suara nafas. Pertama-tama
akan dirasakan sesuatu yang damai dan apabila telah sampai saatnya orang akan
bisa berada berada dalam posisi hubungan harmonis antara kawula dan Gusti ALLAH
11.
Cobalah lakukan sebagai berikut :
a.
Lupakan segalanya selama dua belas detik
b. Dengan sadar
memusatkan cipta kepada dzat yang agung selama seratus empat puluh detik.
c.
Jernihkan pikiran dan rasa selama satu, dua atau tiga jam ( semampunya)
12. Tujuh macam tapa raga, yang perlu dilakukan
a.
Tapa mata, mengurangi tidur artinya jangan mengejar pamrih.
b. Tapa
telinga, mengurangi nafsu artinya jangan menuruti kehendak jelek.
c.
Tapa
hidung, mengurangi minum artinya jangan menyalahkan orang lain
d. Tapa bibir, mengurangi makan artinya
jangan membicarakan kejelekan orang lain
e.
Tapa tangan, jangan mencuri artinya jangan mudah memukul orang
f.
Tapa alat seksual, mengurangi bercinta dan jangan berzinah
g.
Tapa kaki,
mengurangi jalan artinya jangan membuat kesalahan
13. Tujuh
macam tapa jiwa yang perlu dilakukan
a.
Tapa raga,
rendah hati melaksanakan hanya hal yang baik
b. Tapa hati, bersyukur tidak
mencurigai orang lain melakukan hal yang jahat
c.
Tapa nafsu, tidak iri kepada sukses orang lain, tidak mengeluh dan sabar
pada saat menderita
d. Tapa jiwa,
setia tidak bohong, tidak mencampuri urusan orang
e.
Tapa rasa, tenang dan kuat dalam panalongso
f.
Tapa
cahaya, bersifat luhur berpikiran jernih
g.
Tapa hidup, waspada dan eling
14. berketetapan hati
a.
tidak ragu-ragu
b. selalu yakin
orang yang kehilangan keyakinan atas kepercayaan diri adalah seperti pusaka
yang kehilangan yoninya atau kekuatannya
15. Menghormati orang lain tanpa memandang jenis
kelamin, kedudukan, suku, bangsa, kepercayaan dan agama, semua manusia itu sama
: saya adalah kamu ( tat twan asi ). Artinya kalau kamu berbuat baik kepada
orang lain, itu juga baik buat kamu, kalau kamu melukai orang lain itu juga
melukai dirimu sendiri.
16. Sedulur papat kalimo pancer
Orang Jawa
tradisional percaya eksistensi dari sedulur papat (saudara empat) yang selalu
menyertai seseorang dimana saja dan kapan saja, selama orang itu hidup didunia.
Mereka memang ditugaskan oleh kekausaan alam untuk selalu dengan setia
membantu, mereka tidak tidak punya badan jasmani, tetapi ada baik dan kamu juga
harus mempunyai hubungan yang serasi dengan mereka yaitu :
a.
Kakang kawah, saudara tua kawah, dia keluar dari gua garba ibu sebelum
kamu, tempatnya di timur warnanya putih.
b. Adi ari-ari,
adik ari-ari, dia dikeluarkan dari gua garba ibu sesudah kamu, tempatnya di
barat warnanya kuning.
c.
Getih, darah yang keluar dari gua garba ibu sewaktu melahirkan,
tempatnya di selatan warnanya merah
d. Puser, pusar
yang dipotong sesudah kelahiranmu, tempatnya di utara warnanya hitam.
Selain
sedulur papat diatas, yang lain adalah Kalima Pancer, pancer kelima itulah
badan jasmani kamu. Merekalah yang disebut sedulur papat kalimo pancer, mereka
ada karena kamu ada. Sementara orang menyebut mereka keblat papat lima tengah,
( empat jurusan yang kelima ada ditengah ). Mereka berlima itu dilahirkan
melalui ibu, mereka itu adalah Mar dan Marti, berbentuk udara. Mar adalah
udara, yang dihasilkan karena perjuangan ibu saat melahirkan bayi, sedangkan
Marti adalah udara yang merupakan rasa ibu sesudah selamat melahirkan si jabang
bayi. Secara mistis Mar dan Marti ini warnanya putih dan kuning, kamu bisa
meminta bantuan Mar dan Marti hanya sesudah kamu melaksankan tapa brata ( laku
spiritul yang sungguh-sungguh )
17. Tingkatkan
sembah, menyembah kepada Tuhan Yang Maha Esa yang berarti juga menghormati dan
memujaNYA, istilah lainnya ialah Pujabrata. Ada guru laku yang mengatakan bahwa
seseorang itu tidak diperkenankan melakukan pujabrata, sebelum melewati
tapabrata.
a.
Sembah raga
Ini adalah
tapa dari badan jasmani, seperti diketahui badan hanyalah mengikuti perintah
batin dan kehendak. Badan itu maunya menyenag-nyenangkan diri, merasa gembira
tanpa batas. Mulai hari ini, usahakan supaya badan menuruti kehendak cipta
yaitu dengan jalan: bangun pagi hari, mandi, jangan malas lalau sebagai manusia
normal bekerjalah. Makanlah makanan yang tidak berlebihan dan tidur secukupnya
saja: makan pada waktu lapar, minum pada waktu haus, tidur pada waktu sudah
mengantuk, pelajarilah ilmu luhur yang berguna untuk diri sendiri dan orang
lain.
b. Sembah
cipta
1. Kamu
harus melatih pikiranmu kepada kenyataan sejati kawula mengenal Gusti.
2. Kamu
harus selalu mengerjakan hal-hal yang baik dan benar, kontrollah nafsumu dan
taklukan keserakahan. Dengan begitu rasa kamu akan menjadi tajam dan kamu akan
mulai melihat kenyataan.
Berlatih
cipta sebagai berikut :
1.
akukan dengan teratur ditengah, ditempat yang sesuai.
2. Konsentrasikan rasa kamu
3. Jangan memaksa ragamu, laksanakan
dengan santai saja
4. Kehendahmu jernih, fokuskan kepada
itu
5. Biasakanlah
melakukan hal ini, sampai kamu merasa bahwa apa yang kamu kerjakan itu adalah
sesuatu yang memang harus kamu kerjakan, dan sama sekali tidak menjadi beban
Kini kamu
berada dijalan yang menuju ke kenyataan sejati, kamu merasa seolah-olah sepi
tidak ingat apapun, seolah-olah badan astral dan mental tidak berfungsi, kamu
lupa tetapi jiwa tetap eling ( sadar ) itulah situasi heneng dan hening dan
sekaligus eling kesadaran dari rasa sejati. Ini hanya bisa dilaksanakan dengan
keteguhan hati sehingga hasilnya akan terlihat.
c
Sembah jiwa
Sembah jiwa
kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, dengan rasa yang mendalam menggunakan jiwa suksma
yang telah kamu temui pada waktu pada heneng, hening dan eling, ini adalah sembah
batin yang tidak melibatkan lahir. Apabila kamu melihat cahaya yang sangat
tenang tetapi tidak menyilaukan itu pertanda kamu sudah mulai membuka dunia
kenyataan. Cahaya itu adalah pramana kamu sendiri, kamu akan merasa yakin pada
waktu bersamadi, kamu dan cahaya itu saling melindungi.
d.
Sembah rasa artinya sejati ( rasa sejati )
1
Kita bisa mengerti dengan sempurna untuk apa kita diciptkan dan selanjutnya
apakah tujuan hidupmu.
2. Kita
akan mengerti dengan sempurna atas kenyataan hidup dan keberadaan semua
mahluk melalui olah samadi atau memahami Sangkan
Paraning Dumadi, hubungan harmonis antara kawula dan Gusti layaknya seperti
manisnya madu dan madunya, tidak terpisahkan.
Nyinau
ngilmu kedah ngertos ilmunipun
Ilmu
bebukanipun sarana pikir
Ngilmu
lelabetan kalian laku
Olehipun
sampurna kedah kekalih
Menawi
sampun lajeng kagunaknya
Adamel
uruping sasamya
Samodraning
guna agesang
PENGANTAR AKTING DASAR
Teknik elementer
Teknik
Muncul
Seorang aktor Pemeran Muncul pertama kali bahasa inggris di
sebut dengan –TEKNIK OF ENTRANCE - , yaitu teknik seorang pemain untuk pertama
kalinya tampil di atas pentas dalam satu sandiwara satu babak atau satu adegan.
Barang kali kemunculannya tatkala pemain-pemain yang lain sudah berada duluan di
atas pentas dalam satu adegan, barang kali ia muncul tepat waktu layar di buka,
barang kali juga ia munculo pertama kali seorang diri diatas pentas seorang iri
seorang diri di atas pentas sebagai pembuka.
Tekinik muncul ini penting karena ia lakukan dalam keadaan
kesan ( Imprese) menerbitkan ke inginan tahuan penonton kepada sang pemain,
bagaiman ia melakukan aktifitas penonton akan lebih dapat menikmati dalam
bermain.
Ketika di dalam naskah “ PANEMBAHAN RESO “ ( W.S Rendra ).
Ada adegan pesta pora di Istana, jaga baya terburu-buru dating menghadap Raja
membawa surat Panji- Tumbal.
Jagabaya
: Yang mulia, hamba menghadap untuk mempersembahkan surat.
Raja
Tua : Reso bawa dia
kemari.
Reso
: baik,yang mulia. Mari kamu ! bicara
Jagabaya
: Hamba memimpin pasukan pengawal istana hari ini. Seorang pasukan
menggebu dengan kuda. Ia datang dari Tegal Wurung membawa surat panji tumbal
untuk Sri baginda, sedang ia sendiri selesai bicara langsung melompat ke
punggung kuda, dan setelah mohon maaf karena ia sendiri di buru oleh urusan
maha gawat lalu melaju di telan debu.
Raja
Tua : bawa kemari surat
itu.
Muncul Jagabaya membawa surat Panji Tumbal ayang diserahkan
kepada raja tua, supaya l;ebih memberi pendalaman watak permainan maka peranan
tersebut harus dapat menyesuaikan alur irama permainan yang sedang – brjalan.
Jagabaya
: ( Melangkah beberapa langkah menuju arah ke-arah Raja Tua, dengan
tergesa-gesa ).
Jagabaya
: yang mulia, hamba menghadap
Untuk mempersenbahklan surat
( menunggu beberapa saat reaksi Raja Tua ) Didalam naskah “ OIDIPUS REX “ (
Sopholes ) adanya adegan Ratu Jocosta yang keluar dari istana denga
tergesa-gesa untuk memisah pertengkaran oidpus dengan creon sambil berseru :
Jocosta
: Bencana ! Bencana ! kenapa para pangeran bersenketa, sedang negara dalam
bencana.
Akan lebih megesankan lagi apabila
pemeran jocosta muncul, dengan setengah berlari sambil berseru
Jocosta : Bencan ! Bencana !
( lalu berhenti sekejap dua kejap
sambil memandang tajam pada oidipus dan creon sanbil maju ke tengah-tengah di
antara oidipus dan creon sambil mengucapkan sisa kalimat ) klenapa para
pangeran bersengketa, sedang negara dalam bencan.
Teknik
memberi isi
Sebuah kalimat akan tersa mempunyai kesan apabila di beri isi atupun tekanan,
dalam istilah bahasa inggris di namakan:THE TECHNIQUE OF PHRASING.
Pada kalimat “ Gayanya itu “. Bisa mengandung bermacam-macam pengertian, jika
di ucapkan dengan cara tertentu, dapat menjadi dari orang yang mengucapkan.
Ada tiga macam cara memberikan tekanan pada isi kalimat.
Perrtama
dengan tekanan DINAMIK
Kedua
dengan tekanan NADA
Ketiga
dengan tekanan TEMPO.
Tekan
Dinamik
Tekanan keras dalam pengucapan, dalam berbicara biasanya orang akan menekan
kata-kata yang di anggap penting.
“ saya akan pergi kekantor ( bukan ke rumah )
“ siapa wanita tadi ( bukan laki-laki )
“ saya yang mengatakan ( bukannya dia )
Tekanan Nada
Tekan tinggi rendahnya dalam pengucapan suatu kata. Pada sebuah kalimat:
“ Apa “.
( bisa merupakan arti pertanyaan dan bisa pula. Dan bisa pula berupa teguran,
bergantung dari ucapan ).
“ Gila “
( bisa berarti makian, bisa sekaligus pujian).
Tekana nada lebih mencerminkan ISI PERASAAN – dari pada pikiran.
Tekanan Tempo
Tekan
lambat dan cepat nya mengucapkan sebuah kata dalam kalimat, sepperti juga
halnya tekanaan tempo sangat berarti apabila ia di pergunakan untuk menjelaskan
ISI PIKIRAN. Di dalam suasan SEDIH tempo pengucapan akan LAMBAT. Pada suasana
genbira tempo pengucapan akan CEPAt.
“ saya muak sekali mendengar kata-katanya “.
( tempo di gunakan dengan lambat )
“ senang benar saya menerima suratnya “.
( tempo di gunakan dengan cepat )
teknik me,beri Isi yang lainnya dengan mempergunakan ANGGOUTA BADAN dan BADAN.
Pengguna angguta badan – dan badan ini bisa menjadi GERAK, AIR MUKA, dan SIKAP.
Yang di maksud Gerak; ialah gerakan anggouta badan, pernyataan perasaan dan
oikiran melalui gerakan JARI, GENGGAMAN TELAPAK TANGAN, LAMBAYAN TANGAN, BAHU
dkk.
Dari
kleseluruhan semua anggouta badan, telapakj tangan. Jari-jarilah yang piling
pokok di gunakan.
Teknik pengembangan
Teknik
pengembangan dapat di capai dengan menggunakan melalui pengucapan dan jasmani.
Pengucapan
: 1. Menaikkan volume suara.
2. Menaikkan tinggi suara.
3. Menaikkan kecepatan tempo suara.
4. mengurangi volume tinggi nada, kecepatan tempo suara.
Menaikkan tempo suara dalam berdialog, dari nada
rendah terus naik ke nada tinggi. Tempo kaliamat dapat di cepatkan.
Mengurangi
volume tinggi kecepatan tempo suara, apabila terjadi anti klimak.
Jasmani
:
1.
Menaikkan tingkat posisi Posisi jasmani. Kepala menunduk menjadi tengadah.
Tangan terkulai menjadi teracung. Sikap berbaring menjadi duduk. Duduk menjadi
jongkok, jongkok menjadi berdiri.
2. Dengan cara berpaling. Memalingkan
kepala, tubuh (torso) serta badan.
“Aku putramu creon. Jadi selama adil
dan bijaksana, aku akan patuh dan setia. Tak mungkin aku menganggap pekawinan
pribadi lebih penting dari urusan kepemimpinan negara.”
Kalimat-kalimat tersebut dapat di
sisi dengan tindakan-tindakan.
“Aku putramu creon. Jadi selama anda
adil dan bijaksana”.
(Memalingkan kepala kearah creon.)
aku akan patuh dan setia (sekejab memberikan jeda, lalu memalingkan tubuh) Tak
mungkin aku menganggap perkawinan pribadi lebih penting dari urusan
kepemimpinan negara.
3. Dengan cara berpindah tempat.
Berpindah dari kiri ke kanan, dari
belakang ke depan, dari bawah ke atas.
4. Dengan melakukan gerakan anggauta
badan. Tanpa melakukan perobahan tempat, pemeranan dapat melakukan pegembangan
dengan melalui melambaikan tangan, mengembangkan jari, mengepal tinju,
menghentakan kaki, mengagguk-anggukan kepala. Dll.”Jangan lagi menyebut
nama Indadid, saripah. Ia sudah sirna dari masa lajang u. Lima purnama yang
lalu di Bukit Selasih, dia mengguna-gunaai suntil iparku. Dan sudah berulang
egkau lupa. Lain kali janganlah lupa, kau adalah istriku (Kalimat ini walaupun
oleh si pemeran mengucapkan sambil duduk, dapat di lakukan dengan
beberapa gerakan.)
5. Dengan air muka. Perobahan-perobahan
air muka dapat mencerminkan perkembangan emosi si pemeran
TEKHNIK MEMBERI PUNCAK
Puncak
ialah ujung tanjakan pengembangan, perkembangan adegan-adegan yang memuncak
(klimak).
Dibawah
ini 4 (empat) cara membina puncak.
1. Dengan menahan INTENSITAS EMOSI.
Emosi baru dapat di capai pada
tingkat puncak dalam memainkan adegan kejengkelan dan Kemarahan sang pemain
harus dapat menahan, demikian pula dengan kegembiraannya yang tidak terlalu
tinggi
2. Dengan menahan reaksi terhadap
perkembangan ALUR.
“Rang Garda seorang mucikari, dia
tahu sedang dikejar-kejar oleh Matt Dilon. Dari kota-kekota lain. Ia
menyembunyikan diri, tetapi mat dilon selalu menguntitnya. Akhirnya
dikota lama Matt Dilon memergokinya di sebuah warung puja sera. Ia tidak bisa
menghindar lagi, sekarang ia menghadapi sangseng yang ia takuti, yang selama
beberapa purnama selalu merongrong hidupnya. Pemeranan yang memainkan!
Rang Garda harus menahan kegugupannyaa sebelum klimak di kota lama.
3. Dengan teknik bermain bersama
4. Dengan Penempatan pemain
TIMING
Yang
dimaksud dengan timing adalah ketepatan hubungan gerakan jasmani yang
berlangsung sekejab dengan kata atau kalimat yang diucapkan.
TEKHNIK
PENONJOLAN
Upaya
memilah bagian mana yang perlu ditonjolkan senjata teknisnya adalah SUARA
PENGUCAPAN dan JASMANI nya.
TAKARAN
PERAN DALAM PEMERANAN
Sebagai
seorang pemain haruslah mempunyai kejelian dalam memillih atau menapsiran pada
warna naskah.
TEMPO
PERMAINAN
Merupakan
cepat atau lambatnya permainan.
IRAMA
PERMAINAN
Merupakan
gelombang yang naik turun, longgar kencangnya gerakan, atau suara-suara yang
terjadi dengan teratur.
MENCIPTAKAN
PERAN
Melalui
pendekatan imajinatif (spontan daan otomatis) dan terperinci (mengumpulkan
keterangan-keterangan)
Cara
nya adalah
Pertama
; Kumpulkan tindakan-tindakan pokok yang harus di lakukan
oleh peran yang bersaangkutan.
Kesdua
: Kumpulkanlah watak sifat sang peran, lalu hubungkan dengan
tindakan-tinddakan pokok yang harus di kerjakan, lalu yang mana yang harus
ditonjolkan
Ketiga
: Carilah pada naskah Ucapan-ucapan yang meskipun tersirat
dapat ditimbulkan maksudnya.
Keempat
: Carilah pada naskah hal-hal yang mana sifat sifat tersebut
untuk dapat kesempatan di tonjolkan.
Kelima
: Ciptakanlah gerakan-gerakan air muka, sikap dan langkah
yang bisa menyatkan WATAK-WATAK yang termaksud di atas.
Keenam
: CIPTAKANLAH TIMING yang tepat agar gerakan tersebut
sinkron.
Ketujuh
: Dimana diperhitungkan Teknik pengucapan untuk memberikan
tekanan daaan penonjolan pada watak tersebut.
Kedelapan
: Rancangkanlah garis permainan yang sedemikian rupa,
sehingga gambaran tiap perincian watak dapat menurun sesuai dengan aturrannya
dan pada tindakan yang terkuat hubungan pula pada atak yang terkuat pula.
RESPON
Respon
sangat penting (yang datangnya dr rasa spontan, yan lahir dari jiwa terdalam
ier ackting).
Pertama
respon dengan tanggapan-tanggapan cerita
Kedua
respon pada tanggapan lingkungan
Ketiga
Tanggapan kepada teman-teman bermain.
DAFTAR PUSTAKA
Hamzah
Adjib A., Pengantar Bermain Drama, CV Rosda, Bandung.
Noer
C. Arifin, Teater Tanpa Masa Silam, DKJ, Jakarta, 2005.
Iman
Sholeh & Rik Rik El Saptaria, Module Workshop Keaktoran Festamasio 3,
TGM, Yogyakarta, 2005.
www.jawapalace.org
Komentar
Posting Komentar