Seni peran adalah salah satu cabang ilmu yang khusus mempelajari bagaimana teknik menciptakan dan memainkan peran sebagai seorang tokoh tertentu baik diatas pentas (panggung) maupun dalam sebuah film.

Pelaku seni peran disebut sebagai Aktor,sementara sebutan artis agak melebar dan kurang bersifat spesifik dan substansial.Dengan demikian,Seni peran berarti ilmu akting.

Nah,berbicara akting tentunya pada tahu apa itu akting iya kan?

Akting berasal dari kata “Acting” adalah “To Act” atau dalam bahas Indonesia “beraksi”. Itu sebabnya kita sering dengar sutradara meneriakan kata “Action”.

Ringkasnya Akting adalah “Meyakinkan penonton saat menghidupkan penokohan di panggung oleh si Aktor”.

Akting menggunakan kepribadian manusia sebagai dasar metodenya yang terdiri dari 3 bagian penting yaitu; Fisikal (Ekspresi),Analisa (Intelektual),dan Transformasi (Spiritual). Dengan usaha seorang Aktor mengerti Definisi akting ini,dia dapat mengembangkan dan membuat peka kemampuannya berekspresi,menganalisa naskah dan mentransformasikan diri dalam bentuk permainan.

Lalu apa-apa saja yang harus dipersiapkan seorang aktor?

Proses dalam pembentukan seorang aktor agar perwatakan lebih jelas dalam penokohan sbb;
1. Olah tubuh; (melatih pernafasan,menggerakan otot/tubuh,melatih relaksasi atau mengendurkan ketegangan,melatih kosentrasi gerak,melatih perasaan dengan gerak,melatih gerakan menirukan gerak yang tidak bias,melatih gerakan dalam menguasai ruang dan tempo).
Bowskill dalam bukunya menyatakan “Stage and Stage Craft”, yang katanya Apa jyang harus kau lakukan dengan tanganku. Pertanyaan tersebut dilanjutkannya pula dengan Apa yang harus aku lakukan dengan kedua kakiku. Banyak aktor pemula selalu gagal dalam menampilkan segi kesempurnaan Artistik, karena pada waktu puncak Klimaks selalu diserang oleh kekakuan,mengalami ketegangan urat.

2. Olah suara; (melatih pernafasan, melatih pengucapan, melatih artikulasi, irama, pembentukan karakter suara/dialek,)
Olah suara ditujukan untuk memudahkan berbicara tidak tersendat-sendat serta kata-kata yang diucapkan terdengar jelas, termasuk volume suara.


3. Olah sukma;
Latihan menguasai pancaindera (penciuman,meraba,mendengar), latihan menguasai perasaan,jiwa,sukma (konsentrasi imajinasi,emosi,perasaan dalam pikiran)
Olah sukma merupakan pokok atau pendorong utama lahiriah atau suara kejiwaan dalam suatu proses pemeranan.


Sampai kapan kita melatih diri kita? Sampai kita tidak ingin menjadi aktor. Ada beberapa yang mengatakan untuk menjadi seoarng aktor mesti memiliki bakat,menurut saya itu tidak. Bila seseorang memiliki bakat htapi tidzak pernah mengasah dirinya juga tidak bagus. Bila seseorang yang tidak memiliki bakat mau belajar dan terus melatih dirinya,dia akan menjadi lebih baik dari orang yang memiliki bakat.

Penokohan akan terbangun dengan baik apabila proses aktor baik pula,sehingga peristiwa teater dipanggung akan menjadi sebuah tontonan yang menari,obyektif,segar dalam sebuah hiburan yang komunikatif.


sumber dari:
• Eka D SItorus, THE ART OF ACTING, Seni peran untuk Teater, Film Dan Tv
• DR. YUDIARYANI, MA. Panggung teater dunia perkembanagn dan perubahan konvensi
• Nongkrong bareng WAPRES dan RUMPI

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CERITA RAKYAT KALBAR (BATU BALAH BATU BETANGKUP)

makalah-sejarah kerajaan tayan

sejarah kesultanan sintang