PERJUANGAN RAKYAT VIETNAM MENGGONCANGKAN SELURUH NEGERI IMPERIALIS:

• KEMENANGAN-KEMENANGAN RAKYAT VIETNAM DALAM LAPANGAN POLITIK DAN EKONOMI Pada tanggal 19 Desember 1946, imperialisme Perancis telah menyerang ibukota Vietnam, Hanoi, di Veitnam Utara, dan dengan demikian meluaskan "Perang Kolonial" yang semenjak bulan September 1945 telah mereka lakukan terhadap Vietnam Selatan ke seluruh Vietnam. Selama 6 tahun peperangan melawan imperialisme Perancis ini, rakyat Vietnam dibawah pimpinan yang ulet dan waspada dari Presiden Ho Chi Minh, Front Lien Viet dan kemudian partai Vietnam Lau Dong telah bertambah kuat dan mencapai hasil-hasil yang besar dalam segala lapangan. Dengan mempersatukan barisannya dalam Front Persatuan Nasional (Lien Viet) dan dengan menyokong pemerintah Ho Chi Minh, rakyat vietnam telah berhasil menggagalkan usaha imperialisme Perancis untuk menjalankan Politik Memecah Belah kekuatan rakyat Vietnam. Front Lien Viet yang bersandar pada kekuatan buruh dan tani dan yang meliputi semua kekuatan-kekuatan Anti Imperialis, yaitu kaum pengusaha sedang dan kecil, kaum intelektuil, pemuda dan perempuan "dinding baja" yang sangat kuat daripada rakyat Vietnam. Impian Perancis untuk mendirikan "negara-negara otonom" dikalangan minoritas nasional dibawah pemerintah "Kaizar" Bao Dai telah ternyata gagal dengan memalukan. Pada permulaan tahun 1930, tidak lama setelah pemerintah boneka Bao Dai dibentuk oleh Perancis, maka dalam tempo yang sangat pendek rakyat Vietnam telah berhasil melenyapkan lebih dari 95% pembesar-pembesar pemerinth boneka itu sehingga semenjak itu pemerintah boneka-pusat hanya merupakan sandiwara belaka. Dalam pada itu, sejalan dengan kemajuan-kemajuan daripada gerakan perlawanan (pembesasan) dalam bentuk Front Lien Viet, Pemerintah Rakyat Vietnam semakin lama semakin kuat dan maju, komite-komite rakyat didesa-desa dan provinsie-provinsi telah dapat dibentuk sehingga terbukalah kemungkinan yang sangat luas bagi kaum buruh dan kaum tani untuk memperkuat peranan mereka dalam menentukan haluan politik negara. Juga didaerah- daerah yang diduduki oleh imperialisme Perancis, Rakyat Vietnam turut dalam pemilihan untuk membentuk komite-komite Rakyat. Dikota Tourane misalnya, yang diduduki oleh Perancis, lebih dari 90% dari penduduknya yang dewasa turut memberikan suaranya, sekalipun mereka mengalami tindakan - tindakan pembalasan yang sangat kejam dari pihak Perancis. Politik nasional yang benar serta tepat dari pemerintah Ho Chi Minh telah berhasil juga untuk mempersatukan Kamboja dan Laos dengan rakyat Vietnam dalam perjuangan melawan musuh bersama. Di Laos sejak tahun 1949 sudah ada pelmerintah rakyat, dan di Kambodja suatu komite pembebasan nasional yang menguasai daerah-daerah yang sangat luas yang telah dibebaskan oleh tentara pembebasan Kamboja sendiri. Pada permulaan tahun 1950, yaitu setelah 3 tahun melakukan Perang Kolonial, Perancis hanya berhasil menguasai kota-kota besar saja dan 10% dari daerah-daerah lainnya. Menurut berita-berita yang terakhir, kedudukan Perancis dikota-kota besar a.l. di Hanoi dan Saigon sudah mulai goncang, sedangkan daerah Vietnam Utara praktis sudah dikuasai seluruhnya oleh tentara rakyat Vietnam. Juga dilapangan politik internasional, pemerintah rakyat Vietnam telah mencapai kemajuan-kemajuan yang gilang-gemilang. Pengakuan atas Vietnam oleh Sovyet Uni, RRT dan negeri-negeri demokrasi rakyat lainnya adalalh merupakan hasil yang terbesar dalam sejarah perjuangan kemerdekaan rakyat Vietnam. Dengan adanya pengakuan ini, Vietnam telah memasuki Front Perdamaian dan Demokrasi seluruh dunia yang maha kuat dan dengan demikian telah mendapat sokongan dari seluruh umat manusia yang progresif, termasuk bantuan rakyat Perancis yang berjuang menentang Perang Kolonial di Vietnam dan politik perbudakan dan perhambaan dari Amerika. Dalam lapangan ekonomi dan keuangan Republik Demokrasi Vietnam juga telah mencapai hasil yang banyak. Meskipun dalaml keadaan peperangan, tetapi pembangunan ekonomi dan keuangan berjalan dengan lancar. Suatu sistim ekonomi untuk memenuhi kebutuhan sendiri menurut garis-garis demokrasi rakyat telah disusun dengan kerjasama yang erat antara pemerintah dan kaum modal perseorangan. Disamping industri untuk kepentingan pertahanan, dianjurkan dan didirikan oleh pemerintah rakyat Vietnam koperasi-koperasi konsumsi, koperasi produksi dan industri pertukangan (industri rumahtangga). Mulai dari alat-alat kantor sampai kepada hasil-hasil kimia dan alat-alat pembedah, yang dulu diimport dari Perancis, sekarang sudah dapat dihasilkan didaerah-daerah bebas. Dalam tahun 1948, dikeluarkan Undang-undang Kerja yang melindungi hak dan kepentingan kaum buruh. Dalam perusahaan-perusahaan kaum buruh turut mengambil bagian yang penting dalam pimpinan, dan mendapat bagian daripada keuntungan perusahaan-perusahaan dimana mereka bekerja. Tunjangan-tunjangan keluarga yang layak telah dapat dijamin dan prinsip "upah yang sama untuk pekerjaan yang sama" dijalankan, sedangkan upah pokok ditetapkan sesuai dengan kebutuhan hidup yang minimum. Serikat buruh-serikat buruh menjamin kaum buruh melakukan hak mereka sepenuhnya. Dalam lapangan pertanian, semboyan "tidak sejengkal tanahpun dibiarkan kosong dan tidak satu tanganpun dibiarkan menganggur" telah dilaksanakan sepenuhnya dan dengan giat oleh seluruh penduduk. Tanah telah dapat digarap seluruhnya, bendungan-bendungan yang lama diperbaiki dan bendungan- bendungan yang baru dibikin, sekalipun ada pemboman-pemboman yang kejam dan tindakan merusak yang secara sistimatis dari pihak Perancis. Di Vietnam Utara luas tanah yang ditanami telah naik menjadi 371.000 Ha, sedangkan dalam tempo 4 tahun pertama sesudah meletusnya revolusi kemerdekaan, lebih dari 6,25 juta meter kubik tanah telah dipindahkan untuk membikin waduk-waduk. Tanah yang kosong dan tanah kepunyaan kaum penjajah Perancis dan kaum penghianat Vietnam telah dibagi-bagikan kepada kaum petani miskin. Hingga pertengahan tahun 1952 lebih dari 250.000 hektar tanah telah dibagikan kepada 420.000 petani, sedangkan lebih dari 54.000 tuantanah telah menurunkan sewatanah dengan 25%. Untuk meringankan kekurangan padi, maka penanaman Jagung, Ubi- rambat, dan tanaman-tanaman lainnya yang utama telah dipergiat. Dan sebagai hasil daripada usaha memperbanyak tanaman dan bahan-bahan makanan ini dapat dicatat bahwa sejak tahun 1950 hasil produksi pertanian telah naik beberapa kali lipat dibandingkan dengan hasil sebelum perang. Dengan demikian didaerah-daerah yang telah dibebaskan rakyat Vietnam sejak beberapa tahun yang lalu tidak mengenal lagi bahaya kelaparan dan bahaya banjir sedangkan pengemisan, penganggarongan dan pelacuran boleh dikatakan telah lenyap sama sekali. Karena hasil-hasil gemilang yang telah dicapai dalam lapangan ekonomi ini, maka politik keuangan Republik Demokrasi Vietnam telah berhasil menetapkan harga yang stabil. Peredaran matauang Perancis telah dilarang sejak tahun 1945 dan diganti dengan matauang nasional yang sangat disukai oleh penduduk sehingga kaum imperialis Perancis terpaksa mengakui matauang nasional itu dibeberapa daerah yang didudukinya. Sebagai akibat daripada politik keuangan dan ekonomi negara yang tepat itu, maka Rakyat Vietnam telah dibebaskan dari berbagai macam pajak yang dulu menjadi sumber penghasilan pemerintah kolonial Perancis dan telah berhasil meninggikan kehidupannya ketingkat yang jauh lebih tinggi daripada tingkat penghidupan didaerah-daerah yang diduduki oleh musuh. • KEGAGALAN SIASAT MILITER PERANCIS Sejak meluasnya perang kolonial dalam tahun 1946, maka Perancis telah menderita kekalahan-kekalahan militer yang menentukan. Kekalahan pertama yang diderita oleh tentara kolonial Perancis di Vietnam ialah ketika mereka mengadakan operasi militer secara besar-besaran dalam musim rontok dan musim dingin di tahun 1947. Operasi militer yang dilakukan oleh Perancis dalam bentuk perang-kilat ini dimaksudkan untuk mematahkan tulang-punggung tentara Vietnam dan pusat gerakan perlawanan Rakyat Vietnam yang dikiranya berada dibagian paling utara dari daerah Vietnam. Dengan gagalnya perang- kilat yang memakan banyak sekali korban dari pihak pasukan- pasukan Perancis yang terbaik itu, maka perjuangan Rakyat Vietnam memasukan tingkat baru dalam kemajuannya. Sejak gagalnya perang-kilat itu kekuatan Rakyat dan kekuatan kolonial menjadi seimbang, sehingga Perancis terpaksa merubah siasatnya dari perang-kilat keperang jangka-panjang. Siasat perang jangka-panjang ini segera dijawab oleh Tentara Vietnam yang dipimpin oleh Jendral Vo Nguyen Giap dengan suatu serangan gerilya yang bertujuan untuk mengacaukan dan merebut daerah-daerah musuh serta menjadikan garis belang musuh sebagai pangkalan daripada perlawanan dan serangan tentara dan pasukan-pasukan Gerilya Rakyat. Antara penghabisan tahun 1948 dan permulaan tahun 1949 daja dapat direbut puluhan pos Perancis dan dibebaskan puluhan ribu km2 daerah-daerah yang diduduki oleh musuh. Kegagalan kedua dari perang kolonial ini telah memaksa Perancis untuk merubah lagi siasatnya pada penghabisan tahun 1949. Karena politik perampasan, perampokan dan pembunuhan secara langsung dan terang-terangan yang dilakukan oleh tentara kolonial Perancis tidak mungkin mencapai hasil-hasil peperangan sebagai mana diharapkan oleh Perancis, maka pada bulan Desember tahun 1949 didirikan suatu pemerintah boneka Bao Dai. Dibelakang kedok "pemerintah Nasional" ini, Perancis mencoba menjalankan suatu rencana perang kolonial yang baru, yang disusun oleh Jendral Revers. Menurut rencana ini, Perancis akan meminta lebih banyak "bantuan" dari imperialisme Amerika dan akan memusatkan sebagian besar dari pasukan- pasukannya didaerah-daerah yang berbatasan dengan wilayah RRT. Tetapi dengan terbentuknya pemerintah boneka dan dengan ditambahnya "bantuan" dari imperialisme Amerika itu malahan menimbulkan perlawanan yang lebih sengit dari Rakyat Vietnam. Kekuatan bersenjata Rakyat Vietnam yang dibentuk selama perjuangan yang lama dan mati-matian terhadap agresor Perancis makin bertambah kompak, bertambah kuat dan bertambah kecakapan dan persenjataanya. Juga persatuan antara Tentara dan Rakyat makin lama makin bertambah kokoh, karena makin meningkatnya kesadaran politik dari pada Rakyat dibawah pimpinan Partai Lao Dong. Setelah terbentuknya pemerintah boneka Bao Dai pada penghabisasn tahun 1949, tentara kolonial Perancis yang berkedok "pembantu" dari pemerintah boneka Bao Dai itu, terus menerus mengalami kekalahan-kekalahan yang hebat. Tentara Perancis yang selama 3,5 tahun pertama dari pada peperangan imperialis kehilangan kurang lebih 90.000 orang mati terbunuh, dalam tahun-tahun terakhir ini menderita kekalahan-kekalahan yang lebih besar lagi. Sejak permulaan tahun 1950 sampai pertengahan tahun 1952 jumlah serdadu kolonial Perancis yang mati adalah tidak kurang dari 160.000. Jadi dalam dua setengah tahun belakangan ini kerugian tentara kolonial Perancis adalah hampir dua kali lipat dari pada kerugian yang diderita selama tiga setengah tahun yang pertama, meskipun tiap-tiap bulannya Bao Dai menerima "bantuan" senjata sebanyak 7.000 ton dari imperialisme Amerika. Meninggalnya Jendral De Lattre de Tassigny dan diangkatnya Panglima Tertinggi Perancis untuk Timur Jauh, Jendral Raoul Salan, adalah bukti-bukti yang cukup jelas bahwa keadaan mililter di Vietnam adalah sangat genting karena kegagalan siasat militer Perancis selama 6 tahun perang kolonial. Menurut berita UP-AFP tnaggal 24 Januari, maka Dewan Tertinggi Militer dari pemerintah boneka Bao Dai telah memutuskan dalam tahun ini untuk membentuk 54 "shock batalion" yang katanya akan dipimpin sendiri (langsung) oleh opsir-opsir pengikut Bao Dai. Ini rupanya adalah siasat terakhir dari imperialisme Amerika-Perancis untuk menindas perlawanan Rakyat Vietnam dengan mempergunakan tentara boneka bangsa sendiri, sesuai dengan maksud Eisenhower untuk mengadu dombakan bangsa-bangsa Asia. • PUKULAN KERAS TERHADAP AMERIKA-INGGRIS-PERANCIS Semenjak Perancis, seperti diterangkan diatas, pada akhir tahun 1949 menjalankan rencana perang Jendral Revers yang didasarkan atas "bantuan" ekonomi dan militer dari imperialisme Amerika, rol daripada Perancis dalam peperangan di Vietnam sesungguhnya sudah mulai terdesak oleh Amerika. Sesudah tentara kolonial Perancis mengalami kekalahan- kekalahan besar dalam tahun 1949, Perancis dalam kekedukan militer dan ekonomi yang begitu sulit sehingga tidak dapat melangsungkan agresinya tanpa "bantuan" dari dan turut campurnya Amerika dalam menentukan siasat perang di Vietnam. Menurut berita yang disiarkan oleh "The Observer" bulan Januari 1950, maka tentara kolonial Perancis di Vietnam berjumlah 220.000 dan diantaranya dari jumlah ini hampir 1/3, yaitu 70.000 adalah pasukan-pasukan boneka Bao Dai yang terdiri dari bangsa Vietnam sendiri, sedangkan pasukan bangsa Perancis berjumlah kuranglebih berjumlah 50.000, dan sisanya yaitu kuranglebih 100.000 berasal dari sukubangsa-sukubangsa Afrika yang dijajah oleh Perancis. Untuk melaksanakan agresinya di Vietnam, Perancis membutuhkan biaya setiap tahunnya, pada tahun-tahun pertama peperangan, tidak kurang dari $350.000,- Sekarang jumlah tentara kolonial di Vietnam bertambah lagi dan ditaksir tidak kurang dari 300.000 orang dan yang memakan biaya setiap tahun kuranglebih $500.000.000,-. Dalam keadaan dimana Perancis sendiri di Eropa sedang mengalami krisis keuangan dan ekonomi yang sangat hebat dan dimana perang kolonial di Tunisia dan Maroko meminta pengeluaran yang tidak sedikit, maka mudah dimengerti bahwa Perancis sebetulnya sudah lama tidak mampu lagi meneruskan agresinya di Vietnam. Lebih-lebih karena pemerintah Perancis melihat juga makin meluas dan kuatnya perjuangan kaum buruh dinegerinya sendiri untuk menyokong perjuangan Rakyat Vietnam yang cinta damai itu. Bahwa kekuatan Perancis di Vietnam memang sudah dapat dipatahkan oleh kekuatan perlawanan daripada Rakyat Vietnam, dapat juga kita lihat antara lain dari suara-suara pers imperialis sendiri seperti "Combat", "L' Information", "La Vie Francaise", "Le Monde" dll. Yang setahun lalu sudah menggembar-gemborkan tentang kesulitan yang dihadapi oleh Perancis di Vietnam dan menarik kesimpulan bahwa dalam tahun- tahun yang akan datang mungkin sekali pemerintah Ho Chi Minh akan dapat merebut dan menguasai seluruh daerah Vietnam, apabila Amerika tidak memberikan lebih banyak "bantuan". Dengan kekalahan-kekalahan yang terus-menerus diderita oleh imperialisme Perancis di Vietnam berarti suatu pukulan yang keras juga terhadap imperiallisme Amerika dan Inggeris baik di Asia maupun di Eropa. Kemenangan-kemenangan perjuangan Rakyat Vietnam merupakan bahaya yang sangat besar bagi pelaksanaan rencana imperialis Amerika dan Inggeris di Asia untuk menindas gerakan kemerdekaan nasional di seluruh Asia. Lebih-lebih sesudah Rakyat Tiongkok yang besar itu berhasil membebaskan seluruh daratan Tiongkok dari penindasan dan penghisapan imperialisme Amerika yang mempergunakan Chiang Kai-shek sebagai bergundalnya. Dari sinilah harus kita lihat latarbelakang dari politik agresi Eisenhower yang hendak memperluas peperangan di Korea dengan "mendenetralisasi" Taiwand dan mengkoordinasi pimpinan perang di Korea dan di Vietnam dalam tangan Amerika sendiri. Kedatangan Inspektur Jendral Angkatan Perang Perancis yang merangkap Komandan Angkatan Darat NATO, Marsekal Alphonso Juin di Vietnam setelah dia mengunjungi Korea Selatan dan Tokyo adalah tanda-tanda yang nyata tidak lama lagi perang kolonial di Vietnam akan meningkat pada tingkatan baru, dimana rol Amerika akan menjadi lebih terang. Tentang sikap Inggeris, meskipun antara Amerika dan Inggeris terdapat pertentangan yang hebat, terutama dalalm menghadapi beberapa masalah di Asia dan sekitar Pasifik, tetapi dalam menghadapi perjuangan Rakyat Vietnam mereka mempunyai suatu kepentingan yang sama, yaitu untuk menghancurkan perlawanan Rakyat Vietnam yang gagah dan berani itu. Hasil-hasil perjuangan Rakyat Vietnam juga sangat berpengaruh atas jalannya pembentukan apa yang oleh Amerika dinamakan "PERTAHANAN MASYARAKAT EROPA" atau EDC (European Defence Community), yang pada hakekatnya menghendaki pembentukan Tentara Eropa. Sebagaimana kita ketahui, EDC itu hingga kini belum juga secara resmi dapat dibentuk, disebabkan karena hal-hal yang pokok, sebagai berikut: a. semakin menjadi jelasnya bagi rakyat Perancis bahwa apa yang dinamakan EDC itu adalah tidak lain daripada suatu bentuk penjajahan baru yang dipaksakan oleh Amerika kepada Perancis, sehingga semangat anti Amerika semakin meluas dikalangan rakyat Perancis. b. pertentangan antara burjuasi Perancis dan burjuasi Jerman Barat semakin tajam, disebabkan Perancis tidak suka melihat Jerman Barat menjadi negara militer yang kuat. c. kesulitan Perancis yang timbul sebagai akibat kekalahan- kekalahannya di Vietnam. d. sikap Inggeris yang selalu menentang pembentukan Tentara Eropa itu. Sampai kemana Perancis menolak EDC itu belum dapat kita ketahui sekarang. Menurut berita yang disiarkan oleh AFP pada akhir bulan Januari yang telah lalu, maka dalam sidangnya di Roma, 6 anggota Rencana Schuman telah disetujui usul Perancis dengan beberapa syarat mengenai protokol untuk "Perjanjian Tentara Eropa". Tetapi dengan diterimanya usul Perancis ini belum berarti bahwa perjanjian itu nanti akan dapat diratifikasi oleh Parlemen Perancis. Sebab golongan-golongan yang berkuasa di Perancis sebetulnya lebih menghendaki dilangsungkannya agresi di Vietnam dengan "bantuan" sebesar- besarnya dari Amerika tanpa adanya syarat bahwa Perancis harus menjadi anggota EDC. Tuntutan dari golongan-golongan ini rupanya mendapat sokongan dari burjuasi-burjuasi di Inggeris seperti ternyata dalam tulisan "Western Stake in Indo-China" (Eropa menghadapi bahaya di Indo-China) dalam majalah "The Economist" tanggal 10 Januari yang telah lalu. Juga golongan-golongan yang berkuasa di Inggeris menganjurkan supaya Amerika lebih banyak lagi memberikan "bantuan" kepada Perancis di Vietnam dan supaya memberikan jaminan bahwa terbentuknya EDC itu tidak akan berakibat tumbuhnya kembali Jerman Barat sebagai negara militer yang kuat. Jadi teranglah bahwa kemenangan-kemenangan perjuangan Rakyat Vietnam telah membawa akibat: a. terancamnya imperialisme Amerika, Inggeris dan Perancis di Asia dan sekitar Pasifik; b. menyulitkan Amerika untuk dalam tempo yang secepat-cepatnya membentuk apa yang dinamakan Pertahan Masyarakat Eropa (EDC) dan c. mempertajam pertentangan antara Amerika disatu fihak dan Perancis difihak lain. • JALAN KEKEMENAGNAN PASTI Hasil gemilang dari perjuangan Rakyat Vietnam selam enam tahun peperangan anti-imperialis, terutama selama tahun-tahun yang terakhir ini lebih jelas menunjukkan ikut campurnya kaum imperialis Amerika sesudah Eisenhower memegang pemerintahan Amerika maka ada banyak tanda-tanda yang menunjukkan bahwa sikap mencampuri ini akan diperhebat lagi sehingga Perancis Bao Dainya akan hanya menjadi mandor semata-mata dari pada imperialisme Amerika. Kedatangan Inspektur Jendral Juin di Indo-China setelah mengadakan perjalanan di Korea-Selatan, dan sesudah mengadakan perundingan dengan Mc Clark di Tokyo membuktikan dengan jelas tentang maksud-maksud jahat dari Amerika untuk memperluas peperangan di Vietnam, sejalan dengan putusan-putusan Amerika mengenai Korea dan Taiwan. Seperti telah diterangkan oleh Wakil Soviet Uni Andry Vishinsky, dalam sidang umum PBB baru- baru ini, Amerika memang sedang merencanakan pengiriman senjata secara besar-besaran ke Taiwan,Vietnam dan Malaya. Turut campurnya Amerika secara langsung dalam peperangan di Vietnam, seperti diterangkan diatas, akan berakibat semakin menjadi tajamnya pertentangan Amerika-Perancis, dan ini akan menambah kemarahan rakyat Perancis dan oposisi mereka atas peperangan imperialisme Amerika-Perancis terhadap Vietnam. Sebab dengan turut campurnya Amerika secara langsung dan terang-terangan dalam peperangan di Vietnam akan semakin terasa tekanan Amerika untuk memperbudak Perancis dan Vietnam. Jadi kekuatan Amerika yang akan dikerahkan untuk menindas perlawanan Rakyat Vietnam pada hakekatnya adalah tidak sebegitu besar seperti yang digembar-gemborkan oleh kaum imperialis. Lebih-lebih karena Amerika sekarang telah menyebarkan kekuatannya diseluruh penjuru dunia yang dimaksudkan guna mengepung dan menyerang Soviet-Uni dan negeri-negeri Demokrasi Rakyat lainnya, dan dengan demikian memimpikan untuk menguasai Rakyat dan bangsa-bangsa seluruh dunia yang cinta damai. Disamping kenyataan bahwa kekuatan imperialisme Amerika- Perancis makin lama makin menjadi lemah, maka kita lihat makin meluas dan makin bertambah kuatnya perjuangan Rakyat Vietnam dibawah pimpinan Presiden Ho Chi Minh dan Partai Lao Dong Vietnam yang ulet, waspada dan bijaksana itu. Meskipun Rakyat Vietnam dalam perjuangannya menenang imperialisme Perancis sudah banyak mencapai hasil, tetapi Presiden Ho dan Partai Lao Dong Vietnam terus-menerus berusaha keras untuk lebih menyempurnakan hasil-hasil itu dengan jalan kritik dan otokritik. Ini dibuktikan dari pesanan Ho Chi Minh dalam tiap-tiap hari Ulang Tahun Kemerdekaan Rakyat Vietnam, yang berbunyi sebagai berikut:"Meskipun kita mencapai kemenangan-kemenangan dalam pertempuran-pertempuran, tetapi kita harus ingat bahwa masih banyak sekali kesukaran-kesukaran dan kesukaran-kesukaran yang harus kita atasi untuk melenyapkan kekuatan imperialisme Perancis dan kaum intervensionist Amerika dan untuk membebaskan seluruh Rakyat dan Tanah Air kita. Kita tidak boleh mabuk kemenangan dan merasa lekas puas atau meremehkan musuh kita, sesudah tercapai kemenangan-kemenangan". Pesan Ho Chi Minh selalu menjadi pegangan bagi Partai Lao Dong dan Rakyat Vietnam dalam memperbaiki hasil-hasil dan cara-cara perjuangan melawan imperialisme Amerika-Perancis. Dalam sidang lengkapnya pada bulan Januari 1953 Central Comite Partai Lao Dong telah menyusun sebuah Program yang terdiri dari 5 pasal: a. mempergiat agitasi dikalangan massa serta pekerjaan lainnya yang bertalian dengan itu. b. memperkuat pimpinan politik dan ideologi Partai dan mempergiat pekerjaan mengadakan perbaikan dalam Tentara Vietnam. c. memperbesar produksi disamping memperbaiki taraf penghidupan Rakyat banyak. d. memperkembangkan serta memperluas perang gerilya. e. memperbaiki cara-cara bekerja Partai didesa-desa. Disamping menyusun Program tersebut diatas maka CC Partai Vietnam Lao Dong juga mengeluarkan suatu statement mengenai keadaan luar dan dalam negeri berdasarkan tulisan Stalin "Masalah-masalah Ekonomi Dari pada Sosialisme di Soviet Uni" dan berdasarkan dokumen-dokumen dari Kongres ke XIX Partai Komunis Soviet Uni. Dengan adanya Program dan Statement, yang menunjukkan garis- garis perjuangan yang mesti diambil oleh Rakyat Vietnam dimasa depan, maka dapat diharapkan bahwa perjuangan Rakyat Vietnam dihari-hari yang akan datang mencapai hasil-hasil yang lebih besar dan akan mendekatkan mereka kepada tujuannya untuk membebaskan seluruh tanah air dan Rakyat Vietnam dari penindasan imperialis Perancis-Amerika. Dan saatnya akan datang dimana tujuan itu akan tercapai sepenuhnya disebabkan karena: a. perjuangan Rakyat Vietnam telah mendapat pimpinan yang tepat dari Ho Chi Minh dan Partai Vietnam Lao Dong; b. semakin kuat dan meluasnya front perdamaian dunia yang menentang kekejaman dan peperangan imperialis dan c. semakin menjadi lemahnya negeri-negeri Amerika sendiri sebagai kepalanya. Dalam hubungan ini, baiklah kita ingatkan kepada ucapan-ucapan Vishinsky dalam Sidang Umum PBB baru-baru ini, bahwa kaum imperialis pasti akan kehilangan Jepang dan juga seluruh Asia, apa juga yang akan mereka perbuat. Bintang Merah Februari 1953

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CERITA RAKYAT KALBAR (BATU BALAH BATU BETANGKUP)

makalah-sejarah kerajaan tayan

sejarah kesultanan sintang