makalah-sejarah kerajaan tayan

. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tayan merupakan suatu kecamatan yang terletak di provinsi Kalimantan Barat dan lebih tepatnya berada di Kabupaten Sanggau, berdirinya kerajaan tayan ternyata tidak terlepas dari kerajaan besar Indonesia yang berada di Jawa, yaitu Kerajaan Majapahit, yang akan di bahas pada BAB II nanti. Berdirinya Kerajaan Tayan ini pada awal abad ke-15 mengenai asal – usul nama Tayan ini masih terdapat berbagai versi, antara lain: 1. Asal kata TA artinya TANAH dan YAN artinya TAJAM (TANAH TAJAM) Apakah ini dimaksudkan dengan kondisi tanah ujung Tanjung, disitu tempat mulai dibuka atau didirikan kota Tayan. 2. Asal kata TAI artinya BESAR dan AN artinya KOTA (KOTA BESAR). 3. Sebuah tempayan yang di tenggelamkan di muara Sungai Tayan sebagai tanda mulai berdirinya Kota Tayan. B. Maksud dan Tujuan Adapun maksud dan tujuan tulisan ini adalah untuk : 1. Mengetahui Apa saja yang melatarbelakangi terbentuknya kerajaan Tayan. 2. Mengetahui solusi yang tepat untuk menjaga kerajaan Tayan tetap di kenal dalam sejarah kerajaan. BAB II PEMBAHASAN A. Sejarah Tayan Kerajaan Tayan di dirikan oleh Gusti Lekar, anak kedua dari Panembahan Dikiri (Raja Matan). sedangkan anaknya yang pertama bernama Duli Maulana Sultan Muhammad Syarifuidin, menggantikan ayahnya menjadi Raja Matan. Sultan Muhammad Syarifudin adalah Raja pertamayang memeluk agama islam oleh tuan Syech Syamsuddin dan mendapat hadiah dari raja mekah sebuah Qur’an kecil dan sebentuk cincin bermata jamrut merah. Kedatangan Gusti Lekar di Tayan semulanya untuk mengamankan upeti dari rakyat daerah itu kepada kerajaan matan, sebelumnya pembawa upeti tersebut selalu mendapat gangguan oleh seseorang yang mengatakan dirinya raja di kuala lebai. untuk semuanya itu Gusti Lekar bersama seorang suku dayak bernama Kia Jaga dari Tebang berhasil mengamankan upeti tersebut sampai ke kerajaan Matan. Gusti Lekar wafat di makamkan di sebuah bukit dekat Kota Meliau, karena tempat atau bukit tersebut masih termasuk wilayah Kerajaan Tayan. Dengan wafatnya Gusti Lekar ini, maka sebagai penggantinya menjadi raja di Tayan di angkatlah Gusti Gagok dengan gelar Pangeran Manca Ningrat, beristrikan Utin Halijah dan memperoleh seorang anak yang di beri nama Gusti Ramal. sedangkan saudaranya yang lain, yaitu Gusti Manggar menjadi Raja di Meliau, Gusti Togok menjadi Raja di Sanggau dan Utin Peruan kawin dengan abang sebatang hari seorang pangeran di Embau Hulu Kapuas (Kapuas Hulu). Sejak itu ibu kota Kerajaan Tayan di pindahkan ke suatu tempat bernama Rayang. Ditempat ini masih terdapat peninggalan berupa Makam Raja-raja dan sebuah meriam, yang konon atau menurut cerita meriam ini tidak mau dipindahkan ketempat lain dan pada saat-saat tertentu posisinya dapat berubah sendiri. Dengan berakhirnya masa Kerajaan Tayan ini, status keraton di jadikan monumen peninggalan sejarah yang dilindungi ( Monumen Ordonansi No. 238 tahun 1931) dan mendapat bantuan biaya pemeliharaan dari Pemerintahan Daerah TK I Kalimantan Barat. Peninggalan sejarah lainnya yaitu sebuah Mesjid Jami’ yang letaknya kurng lebih 100 mater kearah Barat Keraton dan Makam Raja-raja serta puluhan meriam peninggalan VOC B. Sejarah Kerajaan Tayan Pendiri kerajaan Tayan adalah putra Brawijaya dari kerajaan Majapahit yang bernama Gusti Likar/Lekar. Bersama dengan saudara-saudaranya, Gusti Likar meninggalkan kerajaan Tanjungpura yang sering terlibat peperangan. Pemerintahan kerajaan Tayan kemudian dipegang oleh Gusti Ramal bergelar Pangeran Marta Jaya Yuda Kesuma, putra Pangeran Mancar pendiri kerajaan Meliau yang adalah kemenakan Gusti Likar. Mula-mula ibukota kerajaan berlokasi di Teluk Kemilun. Setelah Pangeran Marta Jaya Yuda Kesuma wafat, putranya yang tertua, Suma Yuda, naik tahta dengan gelar Panembahan Tua. Panembahan berikutnya adalah putra Panembahan Tua, bernama Gusti Mekah dengan gelar Panembahan Nata Kesuma yang disebut juga Panembahan Muda. Pada waktu pemerintahan Nata Kesuma itulah kerajaan Tayan mula-mula menandatangani kontrak (korte verklaring) dengan pemerintahan Hindia Belanda pada 12 November 1822. Pangeran Nata Kesuma mangkat pada 1825 dengan tidak meninggalkan keturunan. Tahta kerajaan kemudian diduduki oleh saudaranya yang bernama Gusti Repa dengan gelar Pangeran Ratu Kesuma. Beliau hanya memerintah selama 3 tahun hingga 1828 karena wafat. Penggantinya adalah saudara Panembahan Tua, Utin Belondo dengan gelar Ratu Utin Belondo yang juga digelar Ratu Tua. Pemerintahan dilaksanakan oleh suaminya, Gusti Hassan Pangeran Ratu Kesuma dengan gelar Panembahan Mangku Negara Surya Kesuma. Tahun 1855 Panembahan Mangku Negara Surya Kesuma digantikan oleh putranya yang bernama Gusti Inding dengan gelar sama dengan ayahnya. Tahun 1858, Belanda mengganti gelar Mangku dengan Anum Paku, sehingga Gusti Inding kemudian bergelar Panembahan Anum Paku Negara Surya Kesuma. Karena Panembahan Anum Paku Negara Surya Kesuma tidak mampu memimpin pemerintahan dan tidak berputra, pemerintahan kemudian diserahkan kepada saudaranya, Gusti Kerma Pangeran Ratu Paku Negara dengan gelar Panembahan Adiningrat Kesuma Negara. Panembahan Anum Paku Negara Surya Kesuma mangkat pada 23 November 1873 di Batang Tarang. Panembahan Adiningrat Kesuma Negara memerintah sampai tahun 1880 dan digantikan oleh putra tertuanya, Gusti Mohamad Ali alias Gusti Inding dengan gelar Panembahan Paku Negara Surya Kesuma. Ibukota kerajaan kemudian dipindahkan dari Rayang ke Tayan. Pada 26 Februari 1890, kerajaan Meliau digabungkan ke dalam kerajaan Tayan. Paku Negara Surya Kesuma, mangkat pada tahun 1905 dan dimakamkan di Tayan. Beliau diganti oleh Gusti Tamzid Pangeran Ratu bergelar Panembahan Anum Paku Negara. Pada masa pemerintahan Panembahan Anum Paku Negara, Meliau kembali diserahkan kembali atas permintaan Belanda sendiri menjadi Gouvernement Gebied. Mangkatnya Panembahan Anum Paku Negara, putra mahkota yang tertua, Gusti Jafar dinobatkan naik tahta kerajaan dengan gelar Panembahan Anum Adi Negara. Pada tahun 1944, Gusti Jafar dan Gusti Makhmud sebagai ahli waris kerajaan jatuh menjadi korban Jepang. Setelah Jepang kalah pada Perang Dunia II, Gusti Ismail dinobatkan menjadi Panembahan kerajaan Tayan dengan gelar Panembahan Paku Negara. Tahun 1960, beliau masih memerintah dan pemerintahan swaparja berakhir. Gusti Ismail kemudian menjabat Wedana di Tayan. Ibukota kewedanaan kemudian dipindahkan ke Sanggau, sedangkan bekas kerajaan Tayan menjadi ibu kota kecamatan Tayan Hilir. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Tayan merupakan suatu kecamatan yang dimana katanya terbagi menjadi dua suku kata yaitu sbb: 1. Asal kata TA artinya TANAH dan YAN artinya TAJAM (TANAH TAJAM) Apakah ini dimaksudkan dengan kondisi tanah ujung Tanjung, disitu tempat mulai dibuka atau didirikan kota Tayan. 2. Asal kata TAI artinya BESAR dan AN artinya KOTA (KOTA BESAR). 3. Sebuah tempayan yang di tenggelamkan di muara Sungai Tayan sebagai tanda mulai berdirinya Kota Tayan. Serta kecamatan Tayan juga tidak terlepas dari pengaruh kerajaan yang telah membangun kota tersebut. Dan kerajaan tersebut tidak terlepas dari sebuah kerajaan Hindu terbesar dan terluas ruang lingkupnya yaitu kerajaan Majapahit. Tidak hanya itu, kerajaan Tayan juga meninggalkan keraton, meriam, serta masjid jami’. Setelah kekalahan Jepang pada Perang Dunia II, Gusti Ismail dinobatkan menjadi Panembahan kerajaan Tayan dengan gelar Panembahan Paku Negara. Tahun 1960, beliau masih memerintah dan pemerintahan swaparja berakhir. Gusti Ismail kemudian menjabat Wedana di Tayan. Ibukota kewedanaan kemudian dipindahkan ke Sanggau, sedangkan bekas kerajaan Tayan menjadi ibu kota kecamatan Tayan Hilir. B. Saran Makalah ini merupakan suatu literatur yang sederhana yang saya kumpulkan dari berbagai sumber internet, agar dapat menjadi bahan bacaan serta pengetahuan bagi para pembaca, adapun makalah ini masih terdapat banyak sekali kekurangan di dalam nya, dikarenakan keterbatasan sumber dan waktu . untuk itu saya mengharapkan saran serta kritik kepada para pembaca agar makalah ini dapat lebih baik lagi dari segala kepenulisannya. DAFTAR PUSTAKA [online]http://www.pontianakonline.com/sanggau/equatopedia/sejarah/tayan.htm [online]http://norisblogspotcom.blogspot.com/2010/01/sejarah-tayan.html [online]http://travelingluck.com/Asia/Indonesia/Kalimantan Barat/_1624553_Tayan.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CERITA RAKYAT KALBAR (BATU BALAH BATU BETANGKUP)

sejarah kesultanan sintang